WANHEARTNEWS.COM - Puluhan warga Desa Bringkang Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik, Jawa Timur menggelar demonstrasi menolak pendirian gereja dan aktivitas peribadatan pada Minggu (10/4/2022) malam.
Salah satu yang mencuri perhatian dari demonstrasi tersebut ialah keberadaan spanduk yang mencatut nama lembaga Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Gresik.
Ketua Pengurus Cabang (PC) GP Ansor Gresik, Abdul Rokhim menegaskan bahwa pencatutan nama Ansor itu di luar jalur resmi lembaga yang bersangkutan.
Secara resmi kami tidak pernah memerintahkan kepada siapapun untuk mencantumkan nama Ansor dalam aksi itu.
sampai saat ini kami masih mengumpulkan data-data di lapangan agar bisa mencari solusi terbaik antara kedua belah pihak,†tegas Kasdol, sapaan akrabnya.
Kasdol menjelaskan, GP Ansor Gresik justru terlibat aktif dalam mediasi yang digelar oleh jajaran Muspika Menganti dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Menganti.
Dalam pertemuan tersebut hadir pula warga Desa Bringkang dan jemaat kristen katolik di wilayah setempat.
“Anggota kami selalu intens mengikuti mediasi yang digelar seluruh komponen baik pemerintah maupun tokoh ulama setempat. Bahkan sebelumnya juga mengikuti mediasi di pendopo Kecamatan Menganti,” tutur Kasdol, dikutip dari laman resmi NU Gresik, Senin (12/4/2022).
Pihaknya juga mengaku telah menginstruksikan kepada jajaran PAC Ansor Menganti dan Ranting Bringkang agar tidak membawa nama lembaga.
Lebih lanjut, Kasdol mengungkapkan, pihaknya masih terus meminta saran dan nasihat dari para ulama dan tokoh masyarakat setempat terkait polemik pendirian gereja di Desa Bringkang.
“Intinya kita ingin mencari solusi yang terbaik. Ingin menjaga kondusifitas serta menjaga kerukunan antar-umat beragama,” jelasnya.
Pernyataan senada disampaikan Ketua PAC Menganti, Moh. Hanif. Ia mengungkapkan bahwasanya jajarannya hingga tingkat ranting Ansor Bringkang tidak pernah mendapat konfirmasi terkait pencantuman nama Ansor dalam spanduk aksi warga.
“Kami tidak mendapat konfirmasi dan tidak pernah mengintruksikan secara kelembagaan untuk mencantumkan nama lembaga dalam spanduk, bahkan kami baru tahu saat aksi itu,” ungkapnya.
Pemicu Demo
Hanif menjelaskan kronologi perseteruan antara sekelompok warga Desa Bringkang dengan jemaat Kristen Katolik dipicu adanya dugaan pelanggaran kesepakatan.
“Saat itu ada kesepakatan kedua belah pihak antara warga dan jemaat kristen Katolik bahwasannya tidak boleh menyelenggarakan kegiatan sebelum izin resmi PMB tahun 2006 terbit. Kesepakatan itu dilanggar, warga akhirnya geram,” ujarnya.
Pada Minggu (10/4/2022), puluhan warga Desa Bringkang Kecamatan Menganti mendatangi sebuah Gudang yang menjadi lokasi gereja. Mereka melakukan unjuk rasa menolak pendirian gereja dan aktivitas peribadatan di desa tersebut.
(mdk/rka)