WANHEARTNEWS.COM - Sosok mantan kepala Intelijen TNI Soleman B. Ponto, menyebutkan ada alat pendeteksi bagi mereka yang ‘pemberontak’ dalam lingkup TNI.
Soleman Ponto yakin sistem rekrutmen TNI sudah dicoba dan diuji untuk mendeteksi apakah ada potensi komunis atau tidak.
Ia meyakini sistem rekrutmen dan pengawasan TNI akan secara cepat dan dini mendeteksi adanya pajanan komunisme dan ideologi lain yang bertentangan dengan TNI dan jati diri bangsa ini.
Soleman Ponto mengatakan, di bawah pengawasan sistem TNI, sangat mudah mendeteksi pengaruh ini.
Dari pertanyaan sistem rekrutmen, akan mudah untuk mendeteksi pengaruhnya.
Oleh karena itu Soleman Ponto menunjukkan bahwa pengaruh TNI yang tidak dipercaya bukan hanya komunisme, tetapi juga PKI.
“Jadi yang dilihat itu keterpengaruhan bukan anak siapa, keturunan apa. Jadi di BAIS TNI itu bukan cuma komunisme PKI saja atau Eki (ekstrim kiri) tapi juga Eka atau ekstrim kanan, LGBT, terus ingin berontak, itu ada alatnya. Jadi kecil sekali kemungkinan untuk lolos,” tutur Soleman Ponto.
Soleman Ponto mencontohkan, bahkan setelah diterima di TNI, pengawasan yang melekat pada sistem pengawasan TNI akan dengan mudah mendeteksi pengaruh Eka (paling kanan) dan Eki (paling kiri) dan begitu terdeteksi, akan langsung dipantau.
Soleman Ponto mengatakan bahwa begitu pengawasan segera ditemukan, begitu sedikit keluar dari cerita, jawaban atas beberapa pertanyaan pasti akan ditemukan.
Soleman Ponto mencontohkan, tidak ada aturan yang melarang mereka yang keturunan PKI menjadi anggota TNI.
Dalam aturan rekrutmen calon TNI selama ini, tidak peduli dari mana asalnya serta tentu saja, tidak ada ketentuan tertulis tentang keturunan PKI.
Karena itu, Soleman Ponto menilai apa yang dikatakan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa tentang keturunan PKI bisa jadi TNI hanyalah penegasan. kabarbesuki