WANHEARTNEWS.COM - Pengamat Terorisme, Harist Abu Ulya menyindir Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Sindiran itu dilontarkan untuk merespons pernyataan lembaga ini yang menyebut pelaku pengeroyok Ade Armando diduga berpaham takfiri alias mudah mengkafirkan.
Harist mengatakan, BNPT seharusnya tidak terlalu gampang memberi stempel tersebut tanpa adanya bukti - bukti yang kuat.
Lembaga pimpinan Boy Rafli Amar itu diharapkan lebih bijak lagi kedepannya, sebab pelaku yang terlibat dalam sebuah kerusuhan unjuk rasa tidak selalu berpaham takfiri atau radikal.
"Kalau ada demonstran yang digebukin dihajar ramai-ramai oleh aparat polisi, apakah para polisi banyak yang berpaham takfiri? Kan tidak seperti itu. Jadi semoga bisa lebih bijak," kata Harist dalam keterangannya diterima pada Kamis (14/4/2022).
"BNPT pintar ambil angle untuk kembali menggelorakan narasi takfiri dan semisalnya. Semoga orang BNPT yang bicara seperti itu bisa lebih cermat dan proporsional memahami realitas," katanya menambahkan
Lebih lanjut Harist mengatakan, aksi pengeroyokan Ade Armando di tengah unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI itu sebetulnya tidak perlu dibesar-besarkan, apalagi lembaga negara macam BNPT ikut - ikutan memberi komentar, hal ini kata dia hanya membuat tuntutan mahasiswa dalam aksi unjuk rasa itu justru sama sekali tidak tersorot.
Untuk itu dia meminta publik dan pejabat kembali ke kokus utama, yakni penolakan terhadap perpanjangan masa jabatan presiden
"Disamping soal ekonomi yang sangat terpuruk dan indikasi kuat presiden terbukti tidak punya kapasitas sebagai pemimpin yang diyakini bisa membuat Indonesia lebih baik, tapi pelan tapi pasti makin acak kadul," tukasnya. populis