WANHEARTNEWS.COM - Sebuah unggahan video TikTok oleh istri anggota TNI yang seolah menyindir Presiden Jokowi, saat ini tengah ramai menjadi perbincangan publik.
Dalam video tersebut, istri anggota TNI itu mengganti lirik lagu Potong Bebek Angsa menggunakan kata-kata yang diduga seakan menyindir Presiden Jokowi, yang baru-baru ini ramai dengan isu 3 periode.
Video yang baru saja diunggah oleh istri anggota TNI itu pun langsung diserbu oleh warganet dan dengan cepat tersebar ke berbagai media sosial.
Sembari memasak di dapur, terlihat istri anggota TNI tersebut sengaja menyanyikan lagu Potong Bebek Angsa dengan lirik yang diganti.
Tidak hanya liriknya saja yang dirubah, terdapat pula logo bertuliskan ‘lengserkan Jokowi bubarkan PDIP’ yang tertera di video itu dengan gambar tangan mengepal pada bagian tengahnya.
Lirik lagu Potong Bebek Angsa yang sudah diganti oleh istri anggota TNI adalah sebagai berikut “Potong bebek angsa, angsa di kuali. Gagal urus bangsa, minta tiga kali. Bohong ke sana, bohong ke sini”.
Meski akun asli pemilik video itu tidak diketahui identitasnya, tetapi unggahan TikTok tersebut telah tersebar luas di platform media sosial lainnya.
Bukan hanya video yang tersebar luas, terdapat sebuah foto kolase unggahan istri anggota TNI tersebut.
Dalam kolase juga terlihat nomor telepon dengan lima angka belakang yaitu ‘16558’.
Merujuk ke peraturan yang sudah ada, istri anggota TNI dikategorikan bahwa dirinya telah melanggar Undang-Undang nomor 19 tahun 2016, mengenai perubahan atas Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Memang benar bahwa baru-baru ini terdapat isu yang berhembus, mengenai perpanjangan masa jabatan presiden Indonesia menjadi 3 periode.
Namun, Presiden Jokowi sudah memberi penegasan bahwa pemilu serentak akan tetap dilaksanakan pada Februari 2024 mendatang.
Lagi Viral Menyanyikan Lagu potong Bebek Angsa...
— Dejavu (@Dejavu_TcDharma) April 12, 2022
Ternyata Dia Istri Seorang TNI.@Puspen_TNI pic.twitter.com/fVwEksjNSy
Jokowi juga mengimbau agar tidak lagi membuat masyarakat terprovokasi dengan isu politik identitas dan mengajak warga untuk menyambut pemilu dengan gembira.***
Sumber: hops