*Antara Hati & Jantung Kau Bertahta*
Oleh Geisz Chalifah
Pemimpin adalah pemimpi plus N dan N itu adalah Nyali.
Namun pemimpin tak hanya punya nyali tapi juga punya cinta.
Dia tak hanya berani membuat kebijakan yang melawan kaum pemilik modal, tapi juga berani membela mereka yang terpinggirkan yang lemah secara ekonomi yang tak memiliki
akses pada kekuasaan. Yang suaranya tak terdengar, yang disapa hanya ketika saat pemilu tiba.
Beberapa waktu lalu dua berita ini mengguncang media. Anies Baswedan memimpin sholat jenazah petugas pemadam kebakaran. Anies tak hanya hadir disaat ribuan orang memberi tepuk tangan, Anies juga berkali-kali hadir di tengah keluarga yang sedang berduka.
Ditengah ramainya cacian terhadap tiang bendera sederhana yang dipasang oleh masyarakat Penjaringan untuk menyambut Asian Games ramai di media sosial.
Mereka mengecam dan menista partisipasi masyarakat Jakarta yg secara sederhana menyambut dengan gembira memasang bendera warna warni dengan tiang bambu. Kaum seolah kelas menengah ngehe, entah lahir dimana, mencela sehabis-habisnya. Seolah tak ada tempat bagi masyarakat sederhaha di Kota ini. Mereka mencaci PKL yang berjualan tapi diam membisu terhadap berbagai pelanggaran yang dilakukan
kaum pemilik modal.
Tiang bendera dari bambu yang dipasang masyarakat itupun mereka caci.
Anies tampil kedepan membela warga sederhana yang ingin ikut bergembira dalam pesta bernama Asian Games. Membuat memo kepada Walikota Jakarta Utara. Dengan tegas mengintruksikan agar bendera dengan tiang bambu yang telah dicabut akibat kecaman di media sosial untuk segera dipasang kembali.
Ada hati yang lapang untuk menerima kesederhanaan rakyat yang dipimpinnya. Ada simpati yang dalam pada keluarga yang berduka.
Dihari ulang tahunnya dihari Sabtu yang waktunya libur dan menikmati suasana ulang tahun bersama keluarga. Anies meresmikan pembangunan Rumah Susun Kampung Bayam yang ditargetkan selesai pada bulan September lalu bersama Jak Mania mengadakan acara di JIS. Warga kampung Bayam bersuka cita ada janji yang ditunaikan sebagaimana janji yang telah lunas pada warga kampung Akuarium. Jak Mania kini punya Stadion kebanggaan setelah belasan tahun berlalu dengan hampa. Mereka merayakan ulang tahun sang Gubernur di Stadion kebanggan warga Jakarta.
Dihari yang sama komunitas Tuna Rungu menunggu dirumahnya selama 4 Jam untuk memberikan ucapan selamat ulang tahun pada Gubernur yang begitu peduli pada mereka dengan berbagai kebijakan yang menyetarakan setiap orang.
Komunitas Tuna Rungu menunggu dengan sabar karena mereka ingin bertemu sang pemimpin yang tak hanya peduli lewat kata-kata namun nir pemihakan. Tapi pemimpin yang satunya kata dengan perbuatan.
Anies Baswedan tak hanya menjadi Gubernur yang secara formal berada di Balai Kota. Namun dia juga berada diantara hati dan Jantung rakyat jelata. Diantara kaum disabilitas diantara semua pemeluk & pemuka agama, apapun agamanya.
Diantara Hati & Jantung warganya yg waras. Dia bertahta.