WANHEARTNEWS.COM - Kini dunia tengah dihebohkan dengan kemuncuan kasus cacar monyet. Kasus ini sudah melanda sejumlah negara dengan ratusan korban dan terus mengalami kenaikan.
Kasus cacar monyet ditemukan pertama kali pada pria Inggris yang baru saja melakukan perjalanan dari Nigeria. Beberapa waktu setelahnya, dua kasus tambahan di London dilaporkan. Seiring berjalannya waktu, sejumlah negara juga turut melaporkan kasus cacar monyet.
Berikut beberapa hal yang perlu diketahui sejauh ini tentang cacar monyet, mengutip laman Scientific American.
Gejala cacar monyet
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan, semua pasien di Inggris terinfeksi jenis virus Monkeypox dari Afrika Barat. Virus ini diklaim memicu gejala yang cenderung ringan dan biasanya bisa sembuh tanpa pengobatan.
Infeksi umumnya akan dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri pada otot, dan kelelahan.
Gejala akan berkembang menjadi ruam pada satu hingga tiga hari kemudian. Ruam kemudian akan berubah menjadi luka dan melepuh.
Cara penularan cacar monyet
Virus Monkeypox disebutkan bisa menular melalui droplet atau cairan yang berasal dari hidung dan mulut. Selain itu, cacar monyet juga dapat ditularkan melalui cairan tubuh, seperti dari luka yang pecah dan benda-benda yang terkontaminasi.
Namun, sebagian besar ahli meyakini bahwa penularan hanya terjadi saat terjadi kontak dekat dengan pasien yang terinfeksi. Secara historis, virus ini juga sebagian besar ditularkan dari hewan ke manusia. Penularan di antara orang umumnya membutuhkan kontak dekat.
"Ini bukan sesuatu yang sangat menular seperti Covid-19, dan bahkan tidak menular seperti cacar," ujar ahli penyakit menular di National School of Tropical Medicine Baylor College, Peter Hotez.
Hewan yang membawa virus cacar monyet
Pada dasarnya, cacar monyet termasuk dalam kategori zoonosis, atau penyakit yang ditularkan dari hewan. Hotez mengatakan, virus Monkeypox umumnya berpindah dari hewan pengerat di Republik Demokratik Kongo, Nigeria, dan Afrika Barat.
"Jika Anda melihat beberapa ancaman penyakit menular, baik itu Ebola, Nipah, atau cacar monyet, itu adalah penyakit zoonosis," jelas Hotez.
Beberapa hewan yang diduga bisa membawa virus tersebut di antaranya adalah monyet, babi, trenggiling, dan jenis hewan pengerat lainnya. Hewan yang terinfeksi akan sangat mudah menularkan penyakitnya ke hewan atau manusia. Hal inilah yang terjadi pada wabah cacar monyet pertama di Afrika.
Kelompok rentan cacar monyet
Hingga saat ini, angka kematian akibat cacar monyet tak diketahui dengan pasti. Namun, para ahli memastikan ada beberapa kelompok orang yang berisiko terinfeksi Monkeypox.
Mereka adalah orang dewasa dan anak-anak yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh. Pada ibu hamil, infeksi juga disebut bisa menyebabkan keguguran.
Cara mengobati cacar monyet?
Hingga saat ini, tak ada obat khusus untuk melumpuhkan virus Monkeypox. Namun, beberapa obat antivirus seperti cidofovir, brincidofovir, dan tecovirimat dapat digunakan untuk membantu pemulihan.
Pada awal perjalanannya, penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian vaksin cacar. Amerika Serikat baru-baru ini memesan jutaan dosis vaksin yang akan diproduksi pada 2023 hingga 2024.
Apakah vaksin cacar mampu mencegahnya?
Vaksinasi cacar membantu menurunkan risiko penularan cacar monyet sekitar 85 persen. Sayangnya, cakupan vaksinasi cacar di seluruh dunia tengah menurun.
Sumber: lawjustice