WANHEARTNEWS.COM - Kebijakan Zero-Covid yang diterapkan oleh pemerintah China menjadi beban tersendiri bagi kelompok pengusaha. Terutama ketika China memberlakukan lockdown atau penguncian ketat ketika mengendalikan sebaran Covid-19.
Perusahaan-perusahaan asing dari Eropa dan Amerika sudah menyatakan kekhawatiran atas iklim investasi di China yang semakin tidak stabil karena kebijakan penguncian yang tampaknya tidak berujung.
Alhasil, menurut laporan The Hong Kong Post, banyak perusahaan asing ingin menutup bisnis mereka dan pindah dari China.
Pemerintah China sendiri telah menerbitkan artikel di Xinhua pada 12 Mei yang meminta agar perusahaan asing untuk tidak pergi.
Tetapi perusahaan-perusahaan asing ini enggan melanjutkan bisnis mereka di China karena kebijakan negara berdampak pada bisnis mereka.
Menurut laporan Kamar Dagang Uni Eropa di China pada 5 Mei, survei menunjukkan perusahaan-perusahaan Eropa menyebut kebijakan Zero-Covid China sangat memukul rantai pasokan. Akibatnya perusahaan terpaksa memangkas pegawai, sampai menurunkan perkiraan pendapatan.
Hampir sepertiga dari perusahaan-perusahaan itu mengaku mereka telah melakukan PHK.
Menurut survei internal, 23 persen dari 372 perusahaan yang menanggapi sedang mempertimbangkan untuk memindahkan investasi saat ini atau yang direncanakan keluar dari daratan China. Angka itu lebih dari dua kali lipat pada survei Januari dan persentase tertinggi dalam satu dekade.
Sumber: rmol