WANHEARTNEWS.COM - Di momen libur lebaran kali ini, anggota DPR RI Dedi Mulyadi berkesempatan untuk menikmati bubur favoritnya di Kabupaten Cianjur.
Kemarin, Kang Dedi Mulyadi mendatangi tukang bubur favoritnya yakni Bubur Ayam Lestari di Kabupaten Cianjur. Bubur khas Cianjur memang terbilang beda dengan yang lain karena disiram kuah kari berisi daun bawang, kulit dan jeroan ayam.
Saat sedang menikmati semangkok bubur, datang seorang pemuda yang berjalan sempoyongan. Pemuda tersebut tiba-tiba langsung mencolek salah seorang kameramen Dedi yang sedang bertugas. Pemuda itu juga meminta rokok pada kameramen.
Melihat hal itu, Kang Dedi langsung menegur dan memanggil pemuda tersebut. Saat mendekat tercium bau menyengat khas minuman keras dari mulut sang pemuda.
“Maboknya? Bau tah sungut (Mabuk ya? Bau itu mulut),” ujar Kang Dedi.
“Menta rokok Marlboro jeung paneker (korek api),” kata pemuda tersebut.
Pemuda itu mengaku tidak memiliki rumah dan selama ini kerap berpindah tempat tinggal seperti di pasar. Mendengar hal tersebut Kang Dedi berinisiatif untuk mengajak sang pemuda ikut ke Pesantren Cireok untuk menjalani rehab agar tidak lagi kecanduan miras.
“Geus hayu milu ka Cireok urang ubaran meh cageur teu mabok wae (Sudah ayo ikut ke Cireok untuk diobati supaya tidak mabuk terus),” tutur Dedi.
Untuk menguasai emosi pemuda tersebut Dedi lantas memberikan rokok dan korek api yang sesuai permintaannya. Singkat cerita pemuda itu pun luluh bahkan bisa diajak bercanda.
“Urang mah lain mabok inuman, tapi mabok cinta. Can kawin ngan pernah diputuskeun ku si Dede orang Curug (Saya bukan mabuk minuman, tapi mabuk cinta. Belum pernah menikah hanya pernah diputuskan oleh si Dede warga Curug),” kata pemuda itu.
Akhirnya pemuda itu luluh dan mau diajak Dedi Mulyadi ke Pesantren Cireok Purwakarta. “Sok tenang nanti rokok, uang, makan saya siapkan. Kalau sudah sehat saya carikan jodoh, nanti dikawinkan langsung,” tutur Dedi.
Kang Dedi Mulyadi juga menitipkan pesan kepada pemilik warung bubur jika ada yang mencari pemuda tersebut bisa langsung datang ke Pesantren Cireok Purwakarta. Meskipun dari pengakuan sang pemuda ia sudah tidak memiliki keluarga.
Selain mengalami pemalakan, Kang Dedi Mulyadi juga membagikan ‘THR’ pada sejumlah pengemudi ojek online yang sedang memesan bubur untuk konsumen. THR tersebut diberikan sebagai tambahan ongkos dan pengganti uang pemesanan bubur, sehingga konsumen di rumah tidak perlu lagi membayar.
s; tribunnews.com