WANHEARTNEWS.COM - Denny Siregar memberikan kritikan pedas pada politikus dan ormas-ormas radikal di Indonesia.
Ia menyebut jika banyak para politikus yang mendekati kelompok radikal tersebut hanya demi mendapatkan suara agar bisa menang dalam pemilu dan pilkada.
Denny Siregar pun menyoroti Pilpres pada tahun 2019 lalu di mana Prabowo Subianto sebagai capres mendekatkan diri pada pentolan FPI, Habib Rizieq Shihab (HRS).
Uniknya Denny Siregar mengaku bersyukur Prabowo kalah dalam pemilihan presiden periode lalu. Kenapa bisa demikian? Simak ulasan berikut.
Soroti para pesohor yang duduk mendekatkan diri pada ormas radikal
Dalam sebuah tayangan YouTube, Denny Siregar menyoroti setiap pemilu yang dilaksankan selalu mendekatkan diri pada ormas-ormas garis keras. Hal itu dituding Denny untuk mendapatkan suara.
"Kita lihat pada setiap pemilu baik nasional mau pun di daerah, para politikus selalu bergandengan tangan dengan kelompok garis keras itu hanya untuk mendapatkan suara mereka," ujar Denny Siregar dikutip dari kanal YouTube CokroTV pada Kamis, 12 Mei 2022.
"Lihat ajalah Pilpres tahun 2014 dan 2019, beberapa partai dengan rendahnya bisa berangkulan dengan HTI, FPI dengan 212 demi kekuasaan," lanjutnya.
Ia pun menyoroti Prabowo yang kala itu mencalonkan diri menjadi Presiden yang juga mendekatkan diri pada HRS.
"Bahkan sekelas Prabowo Subianto yang dikenal nasionalis, bisa merendahkan dirinya untuk duduk bersama Rizieq Shihab," ujarnya.
Ia pun berpendapat jika hal itu dilakukan Prabowo untuk mendapatkan suara pada pemilihan pilpres.
"Dengan pentolan-pentolan garis keras itu demi mendapatkan suara," tutur Denny.
Dengan berseloroh, Denny berujar jika untung Prabowo kalah, bagaimana jadinya jika HRS menjadi seorang menteri agama.
"Untung dia kalah, kebayang kan kalau menteri agama kita itu Rizieq Shihab?" hops