WANHEARTNEWS.COM - Misi yang dibawa Presiden Joko Widodo dalam lawatannya ke Amerika Serikat untuk menghadiri KTT Khusus ASEAN-AS dinilai percuma oleh kalangan akademisi di Indonesia.
Pasalnya, di mata dunia, Jokowi dianggap telah gagal dalam menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran.
"Saya mencermati lawatan Jokowi ke Amerika Serikat hampir dipastikan tidak akan membuat Jokowi mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat," ujar Dosen Ilmu Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (12/5).
Secara posisi, Ubedilah tak memungkiri Indonesia didapuk sebagai Koordinator Kemitraan ASEAN-AS periode 2021-2024. Hanya saja, secara arah politik dia melihat rezim Jokowi sudah terlanjur berseberangan dengan AS.
"Langkah Jokowi yang selama ini cenderung arogan dalam menjalankan politik ekonomi internasionalnya yang sudah masuk dalam perangkap blok politik yang berseberangan secara ekstrem dengan Amerika Serikat," tuturnya.
"Langkah ekonomi Jokowi gagal membangun keseimbangan politik global dan gagal mengambil jalan politik luar negeri bebas aktif secara berkualitas," demikian Ubedilah Badrun.
Jelang keberangkatannya ke AS pada Selasa (10/5), Presiden Jokowi menyampaikan sejumlah agenda lawatannya. Di antaranya, melakukan pertemuan dengan anggota Kongres, para CEO besar Amerika, Wapres Kamala Harris dan Tim Perubahan Iklim Amerika, serta Pertemuan Tingkat Tinggi Pemimpin ASEAN dan Presiden Joe Biden.
Jokowi meyakini, kehadiran Indonesia sebagai Koordinator Kemitraan ASEAN-AS periode 2021-2024 dapat menghasilkan kerja sama yang dapat berkontribusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan.
Sumber: RMOL