Oleh: Ustadz Irsyad Syafar
Setelah UAS tidak diizinkan masuk ke Singapura, dan kita dengar pula alasan pemerintah Singapura tentang itu di beberapa TV Indonesia, kita jadi semakin tahu posisi Singapura terhadap umat Islam. Kita doakan semoga saudara-saudara kita kaum muslimin disana senantiasa dilindungi Allah.
Banyak orang memang dengan identitas Islam atau atributnya yang pernah mengalami "kesulitan" ketika hendak masuk ke Singapura. Baik karena nama ataupun penampilan. Namun tuduhan radikal atau ekstrim yang disampaikan oleh pihak Singapura, harusnya pemerintah Indonesia memberikan bantahan atau klarifikasi. Sebab UAS sama sekali tidak pernah punya kasus itu di Indonesia. Bahkan Beliau salah satu Da'i yang sudah terdaftar (tersertifikasi) di Kementerian Agama.
Dimana saja UAS mengisi pengajian, selalu dihadiri oleh ribuan orang. Juga hadir para pejabat daerah, aparat kepolisian dan TNI. Kalau UAS radikal atau ekstrim, kenapa semua mereka itu berduyun-duyun menghadiri pengajiannya? Tentu tidak mungkinlah semua mereka juga kemudian dianggap suka dengan radikal dan ekstrim?
Kita tidak sedih dengan penolakan itu. Justru semakin bertambah loyalitas kita kepada dakwah Islam. UAS takkan pernah menjadi rendah atau hina atas perlakuan ini. Justru sebaliknya, umat akan semakin mencintai Beliau. Dan dakwah UAS serta siapa saja Da'i yang menyebarkan Dakwah Islam, akan tetap mulia disisi Allah.
Yang membuat hati ini merasa sedih dan pilu adalah adanya sekelompok muslim yang bahagia dengan peristiwa ini. Bahkan dalam komentar-komentar mereka, UAS direndahkan dan dibully. Nampak sekali organisasi lebih mereka muliakan dari pada Islam itu sendiri.
Di dalam Al Quran, berbahagia dengan kesusahan (bencana) yang menimpa seorang muslim dan berduka bila orang lain mendapat nikmat, itu hanya perilaku orang-orang kafir. Bukanlah akhlak seorang muslim. Allah berfirman:
إِن تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِن تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا۟ بِهَا ۖ وَإِن تَصْبِرُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْـًٔا ۗ إِنَّ ٱللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
Artinya: "Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan." (QS Ali Imran: 120).
Maka kita sangat yakin dengan janji Allah di ujung ayat tersebut. Jika kita bersabar dan bertaqwa kepada Allah, niscaya "perangai" mereka dan perlakuan terhadap UAS sama sekali tak akan memberi mudharat kepada UAS dan dakwah Islam. Justru itu dalam kekuasaan dan kendali Allah. Dia yang akan memberikan balasan yang setimpal, dengan caraNya sendiri.
(*)