WANHEARTNEWS.COM - Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani bukanlah tipe pemimpin yang mengedepankan pencitraan di media maupun media sosial (medsos) hanya untuk mendapatkan simpati semu. Puan Maharani berbekal pengalaman yang banyak dan prestasi yang telah ditorehkan secara diam-diam tapi konkret.
Meskipun Puan Maharani merupakan anak dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, tapi ia tidak memanfaatkan privilese. Puan mandiri dan berhasil membuktikannya bahwa ia mampu, cakap, dan layak menjadi pemimpin masa depan.
Demikian disampaikan Ketua Seknas PMP (Puan Maharani Peduli) Firman Tendry Masengi saat diskusi virtual bertajuk “Puan Maharani atau Ganjar Pranowo?” pada Selasa malam (24/5).
“Puan Maharani tidak mempunyai privilese. Dia bertarung di Dapil yang bukan tempat kelahirannya dia di Dapil Jateng V capaian suaranya 420 ribu suara. Apa yang kurang?” kata Firman.
Menurut Firman, berbeda dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang lebih mengedepankan pencitraan di medsos. Puan Maharani bukan tipe pemimpin yang narsis tapi tidak menorehkan prestasi yang gemilang di kepemimpinannya.
“Mbak Puan tuh bukan tipe pemimpin Pansos (panjat sosial). Bukan tipe pemimpin yang masuk gorong-gorong. Iya Pansos (Ganjar)” tegasnya.
Firman menambahkan, pada Pileg 2004 Ganjar tidak lolos sebagai anggota DPR. Ketika itu Jakob Tobing di pengganti antar waktu (PAW) di komisi IV diganti oleh Ganjar. Itu sangat berbeda dengan Puan Maharani yang meraup suara terbanyak di Dapil Jateng V di Pileg 2019 dengan suara 404.034 suara.
“Artinya kontestasi tersebut (Pileg) dia (Ganjar) gagal. Lho dia Gubernur dua periode saya gak sangkal itu, tidak. Tapi lihat dong hasil suaranya? Hampir kalah lho. Dari sekian banyak yang disumbangkan oleh Mbak Puan juga ikut menghantarkan Ganjar lho sebagai Gubernur,” tuturnya.
“Tentunya bicara Puan punya darah Soekarno, punya darah Megawati, punya darah Taufik Kiemas. Siapa yang tidak kenal ayahandanya seorang solidarity maker? Menghimpun orang-orang yang berseberangan menjadi mencair. Itu ada dalam dirinya Mbak Puan, dia itu solidarity maker (di DPR),” imbuhnya menegaskan.
Tapi yang paling penting untuk dicatat, kata Firman, Puan Maharani yang adalah ketua parlemen perempuan pertama sepanjang sejarah juga menorehkan prestasi di parlemen. Itu ditandai dengan disahkannya UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS).
“Persoalannya tiga dia hari ini tidak memungkinkan untuk dia terlalu sering istilahnya blusukan, karena dia legislator, tugasnya itu bukan di jalanan. Legislator tuh tugasnya di gedung. Dia enggak bisa. Mana ada orang mendrafting konstitusi membuat UU nongkrongnya di pasar-pasar?” katanya.
Menurut Firman, itu juga sangat berbeda jauh dengan Ganjar yang mengalami kecelakaan saat gowes bersama rekan-rekannya lokasi bekas kebakaran relokasi Pasar Johar Semarang. Sontak kejadian itu pun heboh dan menjadi buah bibir di medsos.
“Itu yang saya bilang Mbak Puan itu bukan tipe pemimpin Pansos. Naek sepeda jatuh, rame, kalau Mbak Puan enggak seperti itu!” pungkasnya.
Sumber: rmol