WANHEARTNEWS.COM - Pemberian Gelar Kehormatan Adat Lampung Pepadun "Tuan Penata Negarou" kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Sesat Agung Bumi Gayo Tulangbawang Barat, Minggu kemarin (8/5) bukan sekadar acara adat biasa. Gelar tersebut adalah dukungan politis bagi Anies untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Dikatakan pengamat politik dari Universitas Lampung, Himawan, gelar kehormatan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Federasi Marga Empat (Marga Pak) Tubaba itu tidak bisa lepas dari unsur politis jelang Pilpres 2024.
Ditambahkan Himawan, sebagai bakal calon presiden, wajar Anies Baswedan mencari dukungan atau mendapatkan dukungan dari komunitas masyarakat. Hal ini menjadi salah satu caranya untuk menaikan elektabilitas dan daya tawar ke partai politik.
"Karena Anies Baswedan kalau ingin menjadi capres dia membutuhkan kendaraan yang akan digunakan untuk mengantar dia mengikuti kompetisi pilpres," ujar Dosen Ilmu Pemerintahan ini, dikutip Kantor Berita RMOLLampung, Senin (9/5).
Terlebih, lanjutnya, sampai sekarang Anies belum punya partai sebagai kendaraan menuju Pilpres 2024. Nah, gelar barunya dari Federasi Marga Pak Tubaba ini bisa jadi tabungan dukungan dan bekal Anies Baswedan untuk masuk ring satu.
"Karena sudah jelas arah pemberian gelarnya ke arah dukungan politik," tegasnya.
Sementara itu, pengamat politik Unila lainnya, Darmawan Purba, menilai kunjungan Anies di Tubaba adalah salah satu bentuk kampanye politik untuk meningkatkan elektabilitas.
"Sebagai tokoh politik yang akan bersaing di Pemilu 2024, segala upaya dilakukan untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas, termasuk pertemuan untuk pemberian gelar adat ini," jelas Darmawan.
Terlepas dari unsur politik, imbuh Darmawan, pemberian gelar Tuan Penata Negarou sudah pasti melalui proses dan pertimbangan terhadap aspek-aspek yang dinilai positif terhadap sosok Anies Baswedan.
"Pemberian gelar tersebut juga merupakan suatu apresiasi dan kehormatan bagi Pak Anies Baswedan," pungkasnya.
Sumber: RMOL