WANHEARTNEWS.COM - Gereja Skotlandia pada Senin (23/5/2022) mengizinkan menyelenggarakan pernikahan sesama jenis. Keputusan ini diambil berdasarkan hasil pemungutan suara di Majelis Umum di Edinburgh, yaitu sebanyak 274 suara mendukung dan 136 menentang.
Ini artinya pasangan sesama jenis dapat menikah di gereja tersebut dalam kebaktian yang dilakukan oleh pendeta. Para pendeta akan dapat mengajukan permohonan untuk menjadi imam yang memimpin upacara keagamaan, namun ini bersifat sukarela.
"Gereja Skotlandia adalah gereja yang luas dan ada beragam pandangan tentang masalah pernikahan sesama jenis di antara para anggotanya," kata Moderator Majelis Umum, Iain Greenshields, dikutip dari BBC.
"Telah ada diskusi dan debat yang panjang, penuh doa, dan mendalam tentang topik ini selama bertahun-tahun di semua tingkatan gereja untuk menemukan solusi yang menghormati keragaman dan menghargai kepercayaan semua orang," papar Greenshields.
"Gereja berkomitmen untuk memastikan bahwa debat tentang masalah ini diadakan dalam semangat kerendahan hati dan rahmat, dan nada diskusi bersifat sipil dan orang-orang (dapat) menghormati mereka yang memiliki pandangan yang berlawanan," sambung dia.
Sebelum pemungutan suara dilakukan, anggota majelis menyatakan berbagai pendapat tentang perubahan undang-undang gereja tersebut. Di antaranya adalah Pendeta Scott Rennie yang pada 2009 menjadi pendeta gay pertama di Gereja Skotlandia yang pengangkatannya disetujui, meskipun menuai kontra.
Rennie tidak bisa menikahi suaminya dalam upacara keagamaan seperti yang ia inginkan.
"Saya sangat berharap majelis akan menemukan dirinya sendiri untuk mendukung pembebasan, bahkan mereka yang meragu," kata Rennie kepada Dewan Majelis.
Ia mengaku, ada segelintir pihak di dalam gereja yang tidak mendukung hal ini. "Saya ingin mengatakan bahwa pernikahan adalah hal yang luar biasa. Pernikahan saya dengan suami saya Dave memelihara hidup saya dan kinerja saya sebagai pendeta," ujar Rennie.
"Terus terang, saya tidak bisa menjadi pendeta tanpa cinta dan dukungannya (Dave). Ini hampir sama dengan pernikahan lawan jenis dalam hal kegembiraan dan kemuliaannya," ungkap dia.
Keputusan Gereja Skotlandia ini pun lantai menuai kritik. Sebuah lembaga keagamaan yang konservatif di Skotlandia, The Covenant Fellowship Scotland, mengeluarkan sebuah pernyataan yang menuduh Gereja Skotlandia telah melakukan kesalahan serius.
"Majelis Umum Gereja Skotlandia yang mengizinkan para pendeta dan pelayan gereja (diaken) untuk memimpin pernikahan sesama jenis menjadi bagian dalam Undang-undang Gereja telah bertindak dengan cara tidak berkenaan dengan Alkitab dan melakukan sebuah dosa," bunyi isi pernyataan tersebut.
"Keputusan ini bertentangan dengan semua yang dikatakan Alkitab tentang sifat saling melengkapi antara pria dan wanita, karakter, dan tujuan pernikahan. Alih-alih mengikuti ajaran yang jelas dan tidak ambigu dari firman Tuhan yang tertulis, Alkitab, Gereja Skotlandia terus mengikuti pendapat umum," lanjut isi pernyataan itu.
Sumber: kumparan