WANHEARTNEWS.COM - Sejak awal Presiden Joko Widodo alias Jokowi menegaskan tidak tertarik menanggapi isu tiga periode yang memicu aksi demo mahasiswa.
Presiden Jokowi mengaku akan taat dengan konstitusi, yakni hanya dua periode memimpin Indonesia.
Namun, pernyataan Presiden Jokowi saat acara Rakernas V Projo di Magelang, Jawa Tengah, ditanggapi berbeda oleh Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari.
Sebelumnya saat acara di Magelang, Presiden Jokowi mengimbau kepada relawan agar tidak terburu-buru dalam menentukan sikap dan dukungan pada salah satu tokoh di Pilpres 2024 mendatang.
Jokowi menyampaikan ‘kode’ bahwa boleh jadi tokoh yang akan dijagokan mendatang oleh Projo untuk maju pada Pilpres mendatang adalah orang yang hadir di acara Rakernas V.
“Saya mengatakan sesungguhnya pidato Pak Jokowi itu, calon yang akan kalian dukung (Projo) ya saya (Jokowi).
Kami semangat betul itu mendengar pidato itu,” ujar Qodari dalam diskusi akhir pekan Titik Nol dengan tema “Pesan Jokowi, Ojo Kesusu” di Jakarta, Sabtu (28/5).
M Qodari menafsirkan apa yang disampaikan Presiden Jokowi merupakan sinyal bahwa usulannya terhadap perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode masih punya peluang berlanjut.
Menurut M Qodari, pesan Ojo Kesusu yang dimaksud Presiden Jokowi adalah sinyal untuk para relawan agar bersabar.
Sebab Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 7 yang mengatur tentang masa jabatan presiden dan wakil presiden belum dilakukan amendemen.
“Ojo kesusunya itu apa? Ojo kesusunya ini karena Undang-Undang Dasar-nya belum di amendemen gitu. Artinya tiga periode masih hidup. Still alive and kicking. Jadi, gitu bahasanya,” ucap Qodari.
Qodari yang juga penggagas Gerakan Komunitas Jokowi-Prabowo (Jokpro) 2024 itu meyakini setelah mendengar pidato yang diutarakan Presiden Jokowi tersebut, menjadi energi baru bagi para relawan pendukung Jokpro untuk kembali bersemangat mewujudkan gagasan tersebut.
“Masih berharap dan saya yakin setelah pidato Pak Jokowi ini pendukungnya yang tiga periode ini akan menggeliat luar biasa,” imbuhnya.
Menurut M Qodari, kedua tokoh tersebut (Jokowi-Prabowo) didukung kembali maju untuk mencegah permasalahan bangsa yang terus menguat, yaitu menguatnya politik identitas dan terjadinya polarisasi di tengah masyarakat.
Alasannya jelas, dua nama yang disebut-sebut bakal maju di bursa capres 2024, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, masih belum mewakili mayoritas masyarakat.
“Politik identitas dan polarisasi itu bukan diwakili oleh Ganjar dan Anies. Bukan, enggak selesai. Kenapa? Kalau Ganjar dan Anies maju atau Anies sama Ganjar maju maka Pak Prabowo juga pasti maju,” bebernya.
“Satu-satunya yang bisa mencegah adalah kalau Prabowo menjadi wakilnya Jokowi baru mau itu, polarisasi akan selesai dengan sendirinya,” papar M Qodari menafsirkan.
Sumber: JPNN