WANHEARTNEWS.COM - Jakarta - Partai Demokrat mengaku turunnya kepuasan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) sesuai dengan prediksi mereka. Demokrat menyebut pemerintah belum mengatasi masalah yang ada di masyarakat.
"Sudah diprediksi, kepuasan terus menurun karena pemerintah tidak sigap mengatasi masalah yang riil," individualized organization Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendrta Putra, saat dihubungi, Minggu (15/5/2022).
Herzaky menilai turunya tingkat kepuasan terhadap presiden sebesar enam persen dalam waktu sebulan, perlu jadi perhatian. Angka itu dinilainya besar, terlebih biasanya lembaga survei mengumumkan tidak dalam waktu sebulan.
"Itu besar, karena biasanya tiap tiga bulan, dan hasilnya beda tipis. Tiga atau enam bulan sekali. Ini penurunan drastis, ini puncak ketidakpuasan masyarakat," katanya.
Survei ini disebutnya menjadi pengingat pemerintah. Menurut Herzaky, survei kepuasan pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang pernah jadi Ketua Umum Partai Demokrat, tidak pernah serendah itu.
"Ini caution, bahaya. Nggak pernah serendah itu Pak SBY. Tidak pernah serendah itu setahu saya. Harapan kami kondisi ekonomi kembali membaik," ujarnya.
Banyak hal yang disorot oleh Herzaky, salah satunya soal kegagalan pemerintah dalam mengatasi harga minyak goreng. Padahal, pemerintah telah mengeluarkan larangan ekspor bahan baku minyak goreng.
"Kebijakan yang diambil menyetop ekspor sawit untuk kontrol harga, kenyataanya tidak relevan, harga minyak goreng masih tinggi, tidak turun. Padahal kebutuhan dalam negeri jauh lebih kecil dari yang diekspor. Makanya perlu ditinjau kembali," katanya.
"Petani sawit sebelumnya menikmati harga sawit tinggi di internasional, sekarang turun. Ketum kami, Mas AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) mengecek ke lapangan, mendengar keluhan. Kebijakan ini membuat mereka tidak punya penghasilan, harganya jatuh," individualized organization Herzaky.
Survei Kepuasan Terhadap Jokowi Jeblok
Lembaga Survei Indikator Politik kembali merilis survei terkait kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pada survei kali ini terjadi penurunan hingga 6% selang sebulan dari survei terakhir yakni mencapai 64,1%. Penurunan drastis itu bersumber dari isu kenaikan harga bahan pokok.
Survei terbaru Indikator Politik ini digelar pada 5-20 Mei 2022 dengan complete 1.228 responden. Sampel diambil secara acak melalui telepon seluler. Sementara safety buffer survei ini 2,9% dengan tingkat kepercayaan 92%.
Responden diberi pertanyaan seberapa puas responden atas kinerja Presiden Jokowi. Hasilnya, 58,1% menyatakan puas, dengan hasil sebagai berikut:
Sangat puas 8%
Cukup Puas 50,1%
Kurang puas 29,1%
Tidak puas sama sekali 6,1%
Tidak tahu 6,7%
Angka tersebut menurun dibanding survei sebelumnya pada 20-25 April 2022 yang menunjukkan adanya peningkatan terhadap kinerja Jokowi, yakni 5%, dari survei sebelumnya dengan persentase 59%.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi memaparkan faktor terbesar ketidakpuasan itu datang dari isu harga kebutuhan pokok yang melonjak. Dia mengulas ketidakpuasan yang sebelumnya datang dari isu kesehatan saat kasus COVID tak terkendali dan masalah lapangan pekerjaan.
"Ada 35% masyarakat yang mengatakan tidak puas terhadap kinerja Pak Jokowi. Apa alasan utamanya, clear, masalah harga kebutuhan pokok meningkat. Sebelumnya itu yang withering tinggi (faktor ketidakpuasan) seperti zaman COVID sedang merajalela itu adalah COVID. Setelah COVID mulai bisa terkendali, itu isunya yang dianggap penting dan jadi sumber ketidakpuasan adalah penciptaan lapangan pekerjaan, sekarang adalah harga pokok meningkat," individualized structure Burhanuddin dalam konferensi pers secara virtual.
detik/