WANHEARTNEWS.COM - Keuangan Indonesia nampaknya akan bergantung pada pola "gali lubang tutup lubang" sampai tahun 2027 seperti diperkirakan Badan Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF).
"IMF memprakirakan (keuangan Indonesia) bernilai minus hingga 2027," ujar pengamat fiskal Awalil Rizky dalam cuitan di Twitter, Minggu (8/5).
Dijelaskan Rizky, neraca keuangan suatu negara dapat dilihat dari selisih pendapatan dan belanja di luar pembayaran bunga utang, atau disebut keseimbangan primer.
"Keseimbangan primer: selisih total pendapatan dikurangi belanja negara selain pembayaran bunga utang. KP (Indonesia) 2021: minus Rp440,2 T," terangnya.
Akibat kondisi itu, kata dia, Indonesia akan bergantung pada utang baru untuk melunasi dan membayar bunga utang lama.
Menurutnya, kondisi itu sangat berbahaya bagi keuangan negara. Apalagi, jika pemerintah gagal mendapatkan utang baru.
"Seluruh pelunasan dan bunga utang pakai dana utang baru. Risiko tinggi jika tak memperoleh utang yang cukup," pungkasnya.
Adapun pemerintah melalui APBN 2022 memprakirakan keseimbangan primer kembali minus Rp 462,15 triliun. Perkembangan terkini, membuat IMF) memprakirakan kondisi yang jauh lebih baik.
IMF memprakirakan keseimbangan primer Indonesia pada tahun 2022 hanya minus Rp251,10 triliun.
Akan tetapi, dari sajian data publikasi IMF pada April 2022 tentang hal itu tidak lah menggembirakan. IMF memprakirakan keseimbangan primer Indonesia masih akan bernilai minus hingga tahun 2027.
Nilai minusnya mencapai Rp 130,29 triliun pada tahun 2024, dan hanya perlahan menurun hingga sebesar Rp 96,13 triliun pada tahun 2027.
Sumber: rmol