WANHEARTNEWS.COM - Media pemerintah Rusia telah menyerukan serangan terhadap Inggris dengan senjata nuklir bawah air. Simulasi serangan tersebut memperlihatkan gelombang tsunami akibat ledakan senjata radioaktif itu dapat menenggelamkan Inggris ke dalam laut.
Dmitry Kiselyov, yang sering disebut sebagai 'corong' bagi Presiden Rusia Vladimir Putin pada acara Minggu malamnya mengklaim drone Poseidon memiliki kapasitas hulu ledak hingga 100 megaton, beribu kali lipat dari kekuatan bom atom Hiroshima. Ledakan bom tersebut akan menyebabkan gelombang raksasa setinggi hampir 500 meter, cukup untuk mencapai Scafell Pike, titik tertinggi di Inggris.
Berbicara dengan latar belakang grafik yang menunjukkan Inggris terhapus dari peta dunia, Kiselyov menambahkan bahwa gelombang tersebut juga akan membawa radiasi dosis tinggi, mengubah apapun yang tersisa menjadi gurun radioaktif yang tidak dapat digunakan untuk apapun.
Kiselyov juga mengancam Inggris dengan serangan Sarmat 2, rudal nuklir terbaru Rusia yang diuji oleh Putin dua minggu lalu, yang diklaimnya juga dapat menghancurkan negara itu sepenuhnya hanya dengan satu kali hantaman.
“Pulau (mereka) sangat kecil sehingga satu rudal Sarmat cukup untuk menenggelamkannya sekali dan untuk selamanya,” katanya sebagaimana dilansir Daily Mail.
“(Itu) mampu menghancurkan area seukuran Texas atau Inggris. Sebuah peluncuran tunggal, Boris, dan tidak ada Inggris lagi.”
Pernyataan Kiselyov mengikuti pola yang telah berkembang di media pemerintah Rusia dalam beberapa hari terakhir mengancam Inggris dengan serangan nuklir, berdasarkan premis palsu bahwa Boris Johnson telah mengancam untuk melakukan serangan nuklir di Rusia tanpa berkonsultasi dengan NATO.
Rusia telah meningkatkan ancaman nuklirnya dalam beberapa hari terakhir setelah pasukannya mengalami hambatan dalam serangan di Ukraina.
Televisi pemerintah Rusia awal pekan ini menyiarkan segmen yang mensimulasikan bagaimana Putin dapat meluncurkan serangan nuklir tiga arah di London, Paris dan Berlin, tanpa meninggalkan seorang pun penyintas.
Pembawa acara di program 60 Minutes Channel One mengatakan tiga ibu kota dapat terkena serangan dalam waktu 200 detik setelah rudal nuklir diluncurkan.
Rusia melancarkan operasi militer ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Setelah lebih dari sebulan pertempuran berkobar, pasukan Rusia mengalihkan fokusnya untuk konflik di Ukraina timur dengan menggempur dan mengepung sejumlah kota di wilayah Donbass.
Sumber: okezone