WANHEARTNEWS.COM - Perang yang terjadi di Eropa Timur yang melibatkan kedua negara yakni Ukraina dan Rusia membuat negara-negara di seluruh dunia khawatir tak terkecuali Indonesia.
Peperangan yang terjadi antara Ukraina dan Rusia bisa memberikan dampak dan mempengaruhi sektor kehidupan dunia yakni ekonomi, sosial dan budaya.
Selain fokus pada peperangan di Ukraina, Rusia juga merasa khawatir dengan para sekutunya di ASEAN termasuk Indonesia yang kemungkinan akan berpecah kongsi kerjasama.
Keadaan tersebut dimanfaatkan betul oleh media Ukraina yang mengatakan negara pecahan Uni Soviet itu diprediksi dapat mengambil hati negara-negara ASEAN dalam pasar alutsista.
Hal ini lantaran Rusia yang saat ini banyak menerima sanksi dari negara-negara di dunia membuat industri alutsista negara beruang merah tersebut mengalami penurunan kuantitas produksi.
Penurunan kuantitas produksi membuat jumlah ekspor alutsista ke negara-negara yang bekerjasama dengan Rusia termasuk ASEAN serta Indonesia mengalami kendala.
Dengan fokus pengerahan alutsista kepada peperangan dengan Ukraina, dunia bertanya kepada Rusia mengenai kemampuan negara tersebut untuk tetap eksis dalam perdagangan alutsista.
Sebagai informasi, banyak dari negara-negara di belahan dunia termasuk ASEAN mau bekerjasama dengan Rusia dalam bidang pasar alutsista.
Sebab, Rusia dalam menjual alutsista kepada negara kliennya menawarkan produk persenjataan dengan teknologi canggih namun dengan harga murah dan terjangkau.
Selain dengan harga murah, Rusia juga sangat bersedia menjual alutsista beratnya seperti tank hingga jet tempur terlepas dari siapa penguasa di negara yang menjadi kliennya.
Tercatat dari tahun 2001-2021, Vietnam, Myanmar dan Indonesia adalah negara di ASEAN yang menjadi klien terbesar Rusia dengan total kerjasama mencapai hampir US$ 4 miliar walaupun pada tujuh tahun terakhir mengalami penurunan hingga di bawah US$ 1 miliar.
Dengan apa yang terjadi sekarang di Rusia, Media Ukraina memprediksi kedepan negara yang beribukota di Kiev itu akan mengambil perang Kremlin dalam perdagangan alutsista di ASEAN.
Ditambah lagi dengan prinsip ASEAN yang sangat kritis terhadap peperangan membuat Rusia menjadi pihak yang dipertanyakan karena tidak sejalan dengan prinsip organisasi negara Asia Tenggara tersebut.
Mereka juga tak segan menyebut Indonesia sebagai target propaganda karena kedekatan Rusia dengan negara terbesar yang tergabung di ASEAN itu dalam kerjasama alutsista.
"Penting untuk dicatat bahwa peralatan Rusia yang dihancurkan di Ukraina termasuk tank yang digunakan oleh Vietnam dan Laos, kendaraan tempur infanteri dan pengangkut personel lapis baja yang digunakan oleh Indonesia, dan helikopter serang dan transportasi tempur yang digunakan oleh beberapa negara Asia Tenggara,” sebut media itu. ***
Sumber: hops