WANHEARTNEWS.COM - Sinyalemen duet calon presiden dan wakil presiden 2024 antara Prabowo-Puan menguat menyusul adanya lebaran politik yang dilakukan Ketum Partai Gerindra itu ke Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri saat momentum Idulfitri 1443 H.
Analisa peneliti Populi Center, Rafif Pamenang Imawan memandang masih terlalu dini untuk memprediksi pertemuan Prabowo-Mega di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat sebagai bentuk lamaran politik untuk 2024 dengan menduetkan Prabowo-Puan.
"Terkait dengan pasangan Prabowo-Puan, sebenarnya masih terlalu dini untuk menilai hal tersebut,” kata Rafif ketika berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (4/5).
Prabowo Subianto telah memiliki popularitas yang sangat tinggi, sedangkan Puan belum menyentuh angka lima besar dari segi elektabilitasnya.
Sehingga jika pasangan ini dipaksakan, dikhawatirkan popularitas Prabowo justru merosot jelang 2024.
Oleh karena itu, Rafif menilai Puan perlu mengimbangi Prabowo dari aspek popularitas agar bisa melenggang di 2024 nanti.
"Butuh posisi yang lebih kuat lagi bagi Puan untuk bisa menjadi pasangan Prabowo,” imbuhnya.
Rafif menambahkan, kedua partai nampaknya belum begitu rela jika menjadi posisi yang kedua dalam kursi kekuasaan. Pasalnya, dua partai besar ini masing-masing menginginkan kemenangan pada pemilu mendatang.
"Bagaimana konsekuensinya duet ini terhadap elektabilitas partai? Apakah pemilih PDIP rela sebagai partai paling tinggi persentase dan elektabilitasnya untuk berduet menjadi RI 2? Apakah pemilih Gerindra mau berpasangan dengan pasangan PDIP? Jadi ini masih terlalu dini untuk melihat peta antara Prabowo dan Puan,” tutupnya.
Sumber: RMOL