WANHEARTNEWS.COM - Peluang mencalonkan presiden di Pilpres 2024 terbuka lebar bagi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Setidaknya itu terlihat setelah silaturahmi Ketua Umum Partai Gerindra ke elite politik PDI Perjuangan di momen Hari Raya Idulfitri Senin lalu (2/5) di Yogyakarta maupun Jakarta.
Analisa politik ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Median Rico Marbun, saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (6/5).
Dia menjelaskan, silaturahmi Prabowo dengan Presiden Joko Widodo di Yogyakarta, dan terpisah dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bersama putrinya Ketua DPR RI PUan Maharani serta beberapa tokoh, adalah bentuk penguatan sikap politik koalisi 2024.
Menurutnya, duet antara Prabowo dengan Puan untuk gelaran Pilpres 2024 yang dijadwalkan tanggal 14 Februari, semakin menguat. Tetapi di sisi yang lain juga membuka peluang bagi Airlangga Hartarto yang digadang-gadang menjadi capres kuat yang diusung Partai Golkar.
"Dengan merapatnya Prabowo dan Puan, justru posisi ketum-ketum partai seperti Airlangga, Muhaimin dan kawan-kawan akan menguat," ujar Rico.
Di samping itu, Rico juga melihat Airlangga bisa terbuka membuka aliran koalisi dengan partai politik manapun yang kemungkinan tidak berkoalisi lagi dengan PDIP.
Sebagai contoh, dia menyebutkan beberapa partai berideologi Islam dan juga nasionalis. Sebut saja seperti PKB, PAN, PPP, Nasdem.
Maka dari itu, dampak positif lainnya yang akan diterima Airlangga pada momentum politik ini adalah mengungguli Capres yang notabene tak memiliki kuasa maupun tak bergabung di dalam Parpol, seperti tiga nama kepala daerah yang belakangan muncul di top of mind sejumlah lembaga survei.
"Karena itu berarti tokoh Capres non elite parpol seperti Anies, Ganjar, Ridwan Kamil dan lain-lain akan melemah," tandasnya.
Sumber: rmol