WANHEARTNEWS.COM - Pimpinan Mufti Rusia, Talgat Tadzhuddin yang sekaligus menjabat sebagai Kepala Direktorat Spiritual Muslim Rusia mengeluarkan fatwa jihad bagi umat Islam di negaranya yang turut berperang melawan Ukraina.
Fatwa ini ia sebutkan dalam sebuah wawancara dengan Sky News Arabia (UEA) di mana ia menyebut bahwa berperang bersama Rusia melawan Ukraina merupakan jihad bagi umat Islam dan setiap yang tewas dalam peperangan akan mati syahid.
Pada wawancara tersebut, Tadzhuddin juga menegaskan bahwa Direktorat Spiritual Rusia telah mengeluarkan fatwa ini dengan memberikan contoh kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dan kekuatan Barat.
Ia juga menyinggung sejarah pendudukan musuh terbesar Rusia yaitu Amerika Serikat yang memusnahkan penduduk asli, tak boleh terulang.
“Direktorat Spiritual Muslim Pusat di Rusia mengeluarkan fatwa bahwa umat Islam yang ambil bagian dalam perang Ukraina saat berpartisipasi lalu meninggal maka dianggap mati syahid. Sebab ini adalah perang suci untuk membela tanah air," ucap Talgat Tadzhuddin seperti dikutip Hops.ID dari laman Middle East Media Research Institute pada Rabu, 11 Mei 2022.
Melanjutkan pernyataanya, Tadzhuddin menyerukan fatwa wajib bagi umat Islam di Rusia untuk turut serta berperang. Menurutnya peperangan ini adalah perang suci demi mempertahankan tanah air.
"Muslim juga harus berpartisipasi dalam perang ini karena 20 persen tentara negara kita (Rusia) terdiri dari muslim,” katanya.
Dalam video wawancara yang diterjemahkan oleh Middle East Research Institute ini, Tadzhuddin mepaparkan alasan mengapa perang Rusia-Ukraina disebut perang suci demi membela tanah air.
Pandangannya sebenarnya berkaca pada sejarah ketika Ukraina yang merupakan tetangga Rusia, menjadi gerbang masuknya tentara fasis Jerman pada era Perang Dunia II.
Sejarah kelam ini dikhawatirkan akan terulang kembali ketika Amerika Serikat mulai menyusupkan paham-paham barat ke Ukraina. Tadzhuddin juga menghubungkan soal kemiripan sejarah pendudukan Amerika Serikat yang memusnahkan warga Amerika asli dengan perang Rusia-Ukraina.
“Kami sedang membela tanah air kami. Ukraina adalah tetangga kami. Dari sana pada tahun 1941, jutaan tentara fasis Jeman memasuki Rusia. Orang tua kami dan kakek saya melawan mereka sampai ke Berlin, jadi ini tidak terbantahkan,” ucapnya.
“Di Amerika, ketika mereka mendirikan negara mereka, mereka mulai dengan memusnahkan orang India dan Bison. Di sini (Ukraina) mereka mendirikan negara mereka. Apakah ini harus terulang seperti di Irak, di Libya, di Suriah atau di Afghanistan,” pungkasnya.
Pernyataan Tadzhuddin ini mengacu pada pandangan pemerintah Rusia yang menyebut bahwa Kiev, merupakan pemerintahan boneka yang dibentuk oleh Amerika Serikat sejak revolusi Ukraina terjadi pada tahun 2014 silam.***
Sumber: hops