WANHEARTNEWS.COM - SETELAH dua kali terserang stroke, mantan bek kesebelasan PSSI yang sangat dipuja penggemar sepak bola pada zamannya, Renny Salaki, wafat pada hari kedua Idul Fitri 1443 H, Selasa (3/5).
Renny dikenal sebagai bek atau defender PSSI yang tangguh dari tahun 1965 sampai dengan 1980. Sepak Bola dengan seragam jersey berbendera merah putih dan Garuda Pancasila telah membawa olahragawan Jakarta keturunan Manado ini ke berbagai negara di dunia, dari Rusia (saat masih Uni Soviet), Latin Amerika, Amerika Serikat, negara-negara Eropa dan hampir seluruh negara Asia.
Setelah selesai menjadi bagian dari PSSI di tahun 1980an, sang pesepakbola asal klub UMS (Union Makes Strength) dan Persija ini bukannya menggantung sepatu bola, namun tetap bermain untuk klub Warna Agung dan klub Pardedetex serta menjadi pelatih di PS Bengkulu, PS Lampung dan juga almamaternya UMS serta berbagai klub sepak bola lainnya.
Renny Salaki benar-benar seorang olahragawan yang mendedikasikan dirinya untik kemajuan persepakbolaan Indonesia.
Di tahun 1993, saat berkunjung ke Italia, Renny sempat ikut serta mengobservasi, mempelajari cara pelatihan, dan bahkan sempat menunjukkan kepiawaiannya melatih di hadapan anggota squad Lazio. Renny juga ikut berdiskusi mengenai strategi permainan klub sepak bola ternama SS Lazio (Società Sportiva Lazio).
Renny banyak berdiskusi dan berbincang tentang strategi permainan klub tingkat dunia ini selama 2 hari berada di markas dan pusat pelatihan SS Lazio yang sangat tertutup, dengan pelatih Dino Zoff.
Isteri Renny Salaki, Ira Larasati Riphat menyatakan bahwa memang seluruh kehidupan dan profesionalismenya didedikasikan 100 persen di lapangan hijau.
Selamat jalan H. Renny Salaki yang wafat setelah perjuangan suci di bulan Ramadhan. Semoga dikaruniai tempat mulia di sisi Allah.
(Penulis adalah mantan Duta Besar RI untuk Australia, dan kerabat alm. Renny Salaki)