Rocky Gerung: Dusta Adalah Aktivitas Utama Politik Indonesia, Bukan Kebenaran -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Rocky Gerung: Dusta Adalah Aktivitas Utama Politik Indonesia, Bukan Kebenaran

Minggu, 29 Mei 2022 | Mei 29, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-05-29T12:18:49Z

WANHEARTNEWS.COM - Pengamat politik, Rocky Gerung kembali mengevaluasi keadaan politik Indonesia saat ini.

Rocky Gerung membuka narasinya dengan mengatakan bahwa Covid-19 akan segera padam, sayangnya stupid (kebodohan) malah akan menyala.

“Covid akan padam, tapi di Indonesia 'stupid ' akan menyala,” ujarnya sambil tertawa dilansir Hops.ID melalui kanal Youtube Refly Harun pada Sabtu, 28 Mei 2022.

Lalu, Rocky menyinggung soal alat ukur soal keadaan politik di Indonesia. Tak perlu jauh-jauh, Rocky menggunakan motto dari Universitas Indonesia (UI), yakni Veritas (Kebenaran), Probitas (Kejujuran), Iustitia (Keadilan).

“Apa alat ukurnya tuh? Saya ambil aja alat ukur yang paling sederhana, yaitu setiap kali kita masuk kampus UI (Universitas Indonesia) itu ada tulisan latin Veritas (Kebenaran), Probitas (Kejujuran), Iustitia (Keadilan),” jelasnya.

Rocky mengatakan, bukan hanya UI yang menggunakan dalil semacam itu, namun bebeberapa kampus di luar negeri juga memakai dalil mirip seperti itu.

“Kita jangan ambil jauh di sana (di luar negeri), di UI saja. Sekarang kita pake dalil UI itu untuk mengevaluasi politik, mengevaluasi UI sendiri tuh,” katanya.

Menilik motto tersebut, kata ahli filsuf ini, politik Indonesia tak berbasis pada Veritas.

“Apakah politik kita berbasis pada prinsip pertama tadi, Veritas (Kebenaran). Gak ada, dusta adalah aktivitas politik utama kita, Indonesia, bukan kebenaran,” tuturnya.

Motto kedua, Probitas (Kejujuran) juga tak diterapkan di politik Indonesia karena manipulasi adalah aktivitas utama politik Tanah Air.

“Prinsip kedua, Probitas (Kejujuran), gak ada juga. Karena manipulasi adalah aktivitas utama politik kita,” ucapnya.

Sama halnya dengan Veritas dan Probitas, Iustitia (Keadilan) juga tidak diterapkan di Indonesia.

“Iustitia (Keadilan) juga gak ada. Karena disparitas naik terus tuh,” imbuh Rocky yang sempat menjadi Dosen di UI.

Lebih lanjut, Rocky mengatakan bahwa orang ingin melihat Indonesia dengan ‘kategori’ baru. Misalnya, agama yang masuk ke dalam politik.

“Jadi kita mau coba lihat Indonesia dengan kategori baru. Body Indonesia warga negara yang menginginkan dalil agama itu imperatif, agama itu masuk dalam politik. Ya sah, karena memang begitu. Aspirasi itu bisa dititipkan oleh partai, lewat keyakinan, (dan) segala macam,” tandasnya. ***

Sumber: hops

×
Berita Terbaru Update
close