WANHEARTNEWS.COM - Fenomena cebong kampret yang terus ada di dinilai banyak pihak menjadi pembelahan masyarakat yang membesar di era Presiden Jokowi, termasuk oleh Fahri Hamzah.
Bermula dari kasus penistaan agama oleh Ahok, semua bergulir dan membesar saat Jokowi menjadi presiden, masyarakat tersekat menjadi dua dengan sebutan cebong kampret.
Bahkan pembelahan tersebut semakin kental terasa dan terbawa dalam Pilpres 2019, Jokowi yang mencalon kembali menjadi presiden berhadapan dengan Prabowo Subianto.
Kasus Ahok memang dinilai menjadi pemantik, salah satu kubu membuat gerakan besar bernama 212 yang saat itu dihadiri juga oleh Jokowi.
Kelompok 212 yang terus berjalan menjadi gerakan politik, membuat suasana pembelahan semakin terasa dengan kubu lainnya, hingga terbawa pada Pilpres 2019.
Saling serang di media sosial dengan lahirnya juga sebutan 'buzzer' membuat kondisi semakin gaduh, saat itu sebenarnya Fahri Hamzah menilai jika setelah Pilpres 2019 kondisi akan kondusif, tak ada lagi istilah cebong kampret.
Mengadakan reuni 212 jelang Pilpres 2019, saat itu Fahri Hamzah menaruh harapan Jokowi hadir dan bicara kepada masyarakat yang hadir agar situasi menjadi tenang dan kembali bersatu.
Nyatanya Jokowi tidak hadir. Dan hal itu disesalkan oleh Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah yakin jika Jokowi hadir, akan mampu meredam dan mengikis pembelahan yang sedang terjadi dalam masyarakat.
Sikap Jokowi tersebut diyakini Fahri Hamzah karena adanya peran dari penasihat presiden.
"Saya tuh sebenarnya, orang kaya kelasnya Rocky Gerung harusnya kan jadi penasihat presiden Jokowi nih, maksud saya ini penasihat-penasihat Jokowi ini, mohon maaf, bodoh, bodoh," ucap Fahri Hamzah, seperti dilansir Hops.ID dalam kanal YouTube ILC pada Selasa, 24 Mei 2022.
"Dia itu (Jokowi) alumni 212 datang dong kesana dan bicara dengan umat," tambah Fahri Hamzah.
Mantan Wakil Ketua DPR RI ini menilai harusnya Jokowi mampu bicara kepada masyarakat yang hadir saat itu dan ucapkan terima kasih.
"Saya sangat senang hari ini melihat kedewasaan yang luar biasa, ini adalah sebuah perjalanan ke arah perdamaian, satu kedewasaan yang dahsyat, satu tingkat peradaban yang tinggi," kata Fahri Hamzah.
"Saya sebagai presiden ucapkan terima kasih, saya akan belajar mengorganisir kehidupan yang lebih baik, kan begitu harusnya," ucap Fahri Hamzah menirukan apa yang harusnya disampaikan Jokowi jika hadir saat itu.
Hingga kini memang pembelahan di masyarakat terus ada, Pilpres 2019 gagal menjadi momentum hilangnya istilah cebong kampret.***
Sumber: hops