WANHEARTNEWS.COM - Sudah mendengar kisah Dusun Legetang?
Sebuah Dusun di wilayah Dieng, Jawa Tengah.
Diberitakan bahwa Dusun tersebut lenyap dalam semalam, rata dengan tanah beserta ratusan warganya.
Persis seperti apa yg terjadi pada kisah kaumnya nabi Luth alaihissalam.
Singkat cerita, dari informasi warga sekitar yg menjadi saksi, dusun tersebut memiliki tanah yg sangat subur dibanding dengan dusun-dusun lainnya. Sehingga membuat warganya rata-rata memiliki kekayaan dari hasil panen yg berlimpah.
Namun, kenikmatan tersebut tidak membuat mereka bersyukur, malah sebaliknya, membuat mereka jatuh pada kemaksiatan yg amat dalam. Perjudian merajalela, dan setiap malam diadakan pentas Lengger (tarian erotis) yg berujung pada perzinahan (bahkan menurut sumber yg lain sampai kepada perzinahan antara anak dan ibu kandung).
Alhasil, sekitar 10 tahun setelah kemerdekaan, tepatnya pertengahan April 1955, terjadi hujan yg cukup besar.
Namun saat tengah malam hujan reda lalu tiba-tiba terdengar suara seperti suara benda yang teramat berat berjatuhan.
Pagi harinya masyarakat di sekitar dukuh atau Dusun Legetang yang penasaran dengan suara yang amat keras itu menyaksikan bahwa Gunung Pengamun-amun sudah terbelah dan belahannya itu menimbun Dusun Legetang.
Dusun Legetang yang tadinya berupa lembah itu bukan hanya rata dengan tanah, tetapi menjadi sebuah gundukan tanah baru menyerupai bukit. Seluruh penduduknya tewas. Gegerlah kawasan Dieng. Seandainya Gunung Pengamun-amun sekedar longsor, maka longsoran itu hanya akan menimpa di bawahnya.
Akan tetapi kejadian ini bukan longsornya gunung. Antara Dukuh Legetang dan Gunung Pengamun-amun terdapat sungai dan jurang, yang sampai sekarang masih ada. Jadi potongan gunung itu terangkat dan melewati sungai maupun jurang lalu jatuh menimpa Dukuh Legetang.
(Dikutip dari berbagai sumber: Okezone.com, Detik.com, Merdeka.com, dll.)