WANHEARTNEWS.COM - Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto disarankan untuk tidak lagi maju dipertarungan Pemilihan Presiden (Pilpres) usai tiga kali kalah, satu kali sebagai cawapres, dua kali sebagai capres.
Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi mengatakan, safari Prabowo ke sejumlah petinggi seperti saat menemui Presiden Joko Widodo dan Ketum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dianggap hal biasa saat suasana Idulfitri. Akan tetapi, kunjungan tersebut dapat ditafsirkan berbagai macam oleh publik.
"Bisa saja Bowo (Prabowo) sedang menjalin dan perkuat posisi partai antara PDIP dengan Gerindra soal Capres," ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (4/5).
Muslim pun mencurigai adanya tujuan untuk memperkuat karena Prabowo akan berpasangan dengan Puan Maharani ataupun Jokowi saat Pilpres 2024 nanti.
"Atau Bowo tidak perlu maju lagi sebagai Capres. Mengingat sudah Capres dan Cawapres tapi terus gagal. Memang secara politis hak Prabowo untuk bersiap sebagai capres. Tapi juga hak politis juga Prabowo tidak perlu Capres lagi. Apalagi setelah gabung dengan Jokowi di Kabinet," kata Muslim.
Karena menurut Musim, Prabowo saat ini sudah tidak disukai lagi oleh pendukungnya di Pilpres 2019. Sehingga, upaya untuk maju di Pilpres 2024 nanti dianggap akan sulit.
Apalagi, Prabowo dianggap sulit mendayung di dua karang, antara Jokowi dan Megawati.
"Apalagi saat ini terlihat ada ketidakharmonisan antara Jokowi dan Mega. Jokowi terlihat menjauh dari Mega dengan tidak berada di Jakarta dan tidak mengunjungi Mega yang sudah membesarkannya," pungkas Muslim.
Sumber: rmol