WANHEARTNEWS.COM - Kritikan para pemimpin Polandia atas serangan Rusia ke Ukraina mendapat tanggapan keras dari Deputi Duma Negara Rusia Oleg Morozov.
Di halaman Telegramnya ia mengeluarkan peringatan pada Jumat (13/5) bahwa komentar Morawiecki mendorong Moskow untuk "meletakkannya di tempat pertama dalam antrian untuk denazifikasi setelah Ukraina."
"Dengan pernyataannya tentang Rusia sebagai 'tumor kanker' dan tentang 'ganti rugi' yang harus kami bayar ke Ukraina, Polandia mendorong kami untuk menempatkannya di urutan pertama dalam antrian denazifikasi setelah Ukraina," tulis Morozov, seperti dikutip dari Fox News, Sabtu (14/5).
Pada Selasa (10/5), Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki menulis kolom untuk Telegraph yang isinya mengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin dan propaganda yang dia sebarkan tentang perang di Ukraina.
"Ideologi 'Russkiy Mir' Putin setara dengan komunisme dan Nazisme abad ke-20. Ini adalah ideologi di mana Rusia membenarkan hak dan hak istimewa yang diciptakan untuk negaranya," kata Morawiecki.
"Atas nama ideologi ini, Mariupol dan lusinan kota Ukraina dihancurkan karena mengirim tentara Rusia ke medan perang, meyakinkan mereka akan superioritas mereka, dan mendorong mereka untuk melakukan kejahatan perang yang tidak manusiawi - pembunuhan, pemerkosaan, dan penyiksaan warga sipil tak berdosa," ujarnya.
"Kita tidak boleh berada di bawah ilusi. Ini bukan kegilaan tetapi strategi yang disengaja yang telah membuka gerbang genosida. 'Russkiy Mir' adalah kanker yang memakan tidak hanya sebagian besar masyarakat Rusia, tetapi juga merupakan ancaman mematikan bagi seluruh Eropa," tambah Morawiecki
Oleh karena itu, katanya, tidak cukup mendukung Ukraina dalam perjuangan militernya dengan Rusia.
"Kita harus membasmi ideologi baru yang mengerikan ini sepenuhnya," ujar Morawiecki.
Dalam komentar baru-baru ini yang diterbitkan oleh situs web Pravda Rusia, Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan "kami sangat percaya bahwa komunitas internasional akan memaksa Rusia untuk membayar ganti rugi hanya untuk memulihkan apa yang hancur di Ukraina."
Sumber: RMOL