WANHEARTNEWS.COM - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu menyayangkan tidak adanya BUMN yang menjadi sponsor gelaran ajang balapan internasional Formula E yang akan berlangsung di Jakarta besok Sabtu 4 Juni 2022.
"BUMN sdh dijadikan alat utk kepentingan politik," kata Muhammad Said Didu melalui akun twitternya @msaid_didu, Senin, 30 Mei 2022.
Said Didu mengomentari berita tvOne berjudul "Ini Daftar Sponsor Formula E, Kok Belum Ada Perusahaan BUMN?"
Panitia sudah mengumumkan daftar perusahaan yang akan menjadi sponsor Formula E Jakarta pada International E-Prix Circuit (JIEC), Sabtu (4/6/2022) nanti. Terhitung sudah tujuh sponsor lokal yang diumumkan.
Vice Managing Director Formula E, Gunung Kartiko mengatakan, dari tujuh sponsor lokal, belum ada perusahaan BUMN yang menjadi sponsor.
“Benar, sudah ada tujuh perusahaan lokal yang akan menjadi sponsor, karena besok juga masih ada penandatanganan sponsorship. Namun, sampai hari ini itu masih perusahaan swasta nasional, jadi BUMN belum ada,” ungkap Gunung, dikutip Senin (30/5/2022).
Tujuh perusahaan swasta nasional diantaranya retailer Erafone, Bank Arta Graha Internasional, Hotel Discovery Ancol, Glutavit, Electronic City, Paprika, dan MS Glow for Men. Nilai kerjasama sponsor tersebut mencapai Rp 100 Miliar.
"Benar (nilai total Rp 100 miliar). Nilai termasuk dari tujuh sponsor tersebut," ujar Ketua Panitia Organizing Committee (OC), Ahmad Sahroni.
Sebelumnya, Ahmad Sahroni mengharapkan sponsor dari pihak Kementerian BUMN untuk mendukung pergelaran ajang balapan mobil listrik internasional yang akan diselenggarakan di kawasan Ancol pada 4 Juni mendatang.
Publik menduga tidak adanya BUMN sebagai sponsor Formula E Jakarta ini terkait dengan persaingan Pilpres 2024.
Seperti diketahui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi salah satu kandidat capres terkuat di Pilpres 2024. Dan Menteri BUMN juga sangat kelihatan ngebet untuk 2024.
Dan kesuksesan (atau kegagalan) ajang Formula E akan berdampak besar pada Anies Baswedan untuk Pilpres 2024. Kalau Formula E sukses, maka Anies makin tak terbendung. Tapi kalau Formula E gagal, Anies juga akan kena getahnya.
Padahal secara komersil (kalau tidak dicampuri politik), justru ajang internasional Formula E adalah kesempatan bagus untuk BUMN berpromosi karena akan disiarkan langsung oleh 170 negara.
"Formula E disiarkan di 170 negara. Kok BUMN kita tdk mau ambil bagian sbg media promosi global?...😇😇😇," sentil netizen @kabildjafar.
BUMN sdh dijadikan alat utk kepentungan politik. https://t.co/GqYSy3lN8A
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) May 30, 2022
Formula E disiarkan di 170 negara. Kok BUMN kita tdk mau ambil bagian sbg media promosi global?...😇😇😇
— Kabil Djafar (@kabildjafar) May 29, 2022
Kapan mereka membangun Negara, jika hanya kepentingan Politik yg di nomer satukan.?
— Ismed (@IsmedKamar) May 30, 2022
Kemenparekraf dan Kementerian BUMN, kalian dimana? Sedang berbuat apa?
— Teuku Gandawan (@Gandawan) May 29, 2022
Formula E itu manfaatnya untuk rakyat dan bangsa Indonesia.
Mari berpolitik cerdas dan bersikap profesional untuk bangsa dan negara.
Cc@aniesbaswedan @sandiuno @erickthohir @jokowi pic.twitter.com/zMt3mYA7yg