Oleh: Dr. Zulfi Akmal (Alumnus Al-Azhar Cairo)
Dulu waktu di Mesir ada guru-guru saya yang ibadahnya di luar kemampuan kita untuk menirunya. Selain shalat 5 waktu pasti di masjid, shalat sunatnya banyak sekali.
Di antara mereka ada yang biasa mengkhatamkan al Qur'an dalam satu rakaat witir. Perhari tilawah 10 juz tanpa perlu melihat mushhaf al Qur'an. Punya wirid zikir, di mana beliau tidak akan melakukan sesuatu sampai wiridnya selesai. Di tangannya selalu ada tasbih dan selalu dalam keadaan zikir. Beliau tidak berafiliasi kepada tariqah sufi apapun.
Sekalipun begitu, beliau biasa-biasa saja. Tidak ada aneh-aneh, tidak pernah membahas-bahas karamah selain yang berhubungan dengan pelajaran. Tidak pernah bicara tentang dunia perwalian. Apalagi bertemu Nabi Khidir. Tidak pernah bicara perkara gaib atau menerka-nerka hal gaib.
Beliau biasa-biasa saja dalam penampilan. Sangat menjaga kebersihan, kerapian dan keindahan. Tidak ahli hisab (rokok), tidak nyentrik dengan gaya aneh, apalagi seperti orang gila. Tidak berambut panjang dan sangat ramah dalam pergaulan. Tidak mau kalau tangannya dicium waktu salaman.
(*)