WANHEARTNEWS.COM - JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaku tidak kapok berkoalisi dengan Partai Gerindra meskipun pernah 'terluka' saat mendukung Prabowo Subianto bertarung melawan Joko Widodo di Pemilu 2019 lalu. Bahkan sudah berteman akrab sejak Pemilu 2014.
PKS mengungkap alasan mengapa partai yang diketuai Ahmad Syaikhu itu tidak jera walaupun dikhianati Prabowo, yang kemudian memilih bergabung dengan koalisi pemerintahan Jokowi. Padahal, saat itu PKS amat total mendukung ketua umum Gerindra itu tapi justru ditinggalkan.
Alasannya, karena PKS tidak 'baperan'. Hal itu dikatakan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman menanggapi soal ajakan masuk ke koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang digagas PKB dan Gerindra.
"Masalah kapok atau tidak, saya kira dalam politik, enggak ada kapoknya. Janganlah, kalau politik baperan, susah,” ujar Sohibul Iman di sela acara Rapimnas PKS di Grand Sahid Jakarta, Senin, 20 Juni 2022.
Menurut mantan Presiden PKS ini, dinamika politik haruslah dihadapi dengan kelapangan hati, meskipun pada kerjasama sebelumnya mendapat mengecewakan. Siapa tahu, kata Sohibul, di kerjasama berikutnya justru mendapat kebahagiaan.
Jika berpartai terus membawa perasaan apalagi kecewa, kata Sohibul, maka lebih baik tak perlu berpolitik.
"Berpolitik itu, mungkin hari ini mengecewakan, siapa tahu suatu saat kita masih ada keperluan juga dengan pihak tertentu. Jadi, sudah tidak dikenal baper di berpolitik. Kalau baperan, jangan ikut dalam politik,” katanya.
Tak kapoknya PKS bekerja sama dengan Gerindra juga ditanggapi oleh Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri.
"Kalau politik enggak ada kapoknya," kata Salim Segaf di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu, 19 Juni.
Salim mengatakan, PKS masih terbuka melakukan penjajakan dengan Gerindra. Asalkan, kata dia, ada kesamaan pandangan menghadapi Pilpres 2024.
"Selama kepentingan bisa ketemu, Insyaallah bisa," katanya.
[VOI]