WANHEARTNEWS.COM - JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari memprediksi NasDem-Demokrat-PKS bakal menjalin kerja sama dalam bentuk Koalisi Gondangdia dan mengusung Anies Baswedan sebagai capres.
Bagaimana dengan Koalisi Indonesia Bersatu (Golkar-PAN-PPP) yang sudah lebih dulu terbentuk, siapa capresnya?
Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan KIB merupakan partai dominan yang sulit memberi ruang bagi tokoh nonparpol.
Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang memiliki partai dominan akan sulit memberi ruang terhadap kandidat nonparpol atau luar parpol. Dia menilai Golkar lebih dominan di KIB. Sehingga pembicaraan koalisi lebih dipengaruhi oleh Golkar.
"Blok koalisi KIB tidak seimbang, ada Golkar yang dominan sehingga pembicaraan koalisi sangat dipengaruhi oleh Golkar. Potensi mencalonkan nonpartai lebih terbatas," kata Arya dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/6/2022).
Arya lantas membandingkan dengan koalisi Gondangdia yang relatif lebih seimbang. Koalisi ini membuka ruang bagi tokoh di luar parpol.
"Struktur koalisi. Blok koalisi yang diisi oleh partai-partai yang perolehan kursi di DPR seimbang atau relatif seimbang, biasanya terbuka mencalonkan calon dari luar partai. Supaya efek pencalonan merata pada semua partai-misalnya yang tengah coba dibangun oleh NasDem, Demokrat, dan PKS," ujar Arya.
Senada dengan Qodari, Arya mengatakan Koalisi Gondangdia ini berpotensi mengusung Anies. Sebab, NasDem menilai Anies mudah diterima oleh Demokrat dan PKS.
"Partai NasDem percaya diri memunculkan Anies Baswedan sebagai calon karena saya lihat Partai Nasdem berpikir nama Anies akan mudah diterima oleh partai seperti Partai Demokrat dan PKS," kata Arya.
Menurutnya, kandidat nonpartai dapat menjadi titik temu di antara partai politik menengah. Arya mengatakan kandidat nonparpol relatif menjadi solusi yang lebih dapat diterima di tengah kebuntuan negosiasi partai-partai.
"Kader nonpartai bisa jadi titik temu atau jalan tengah dalam negosiasi antarpartai, terutama partai-partai menegah dengan suara yang relatif seimbang. Kemungkinan mengusung nonpartai terbuka, sebagai jalan tengah bila suara partai seimbang, dan terbuka juga bisa calon nonpartai tersebut figurnya bisa diterima partai-partai," kata Arya, dilansir detikcom.