Apakah UAS Radikal ???
Oleh: KH Muhammad Idrus Ramli
Saya kenal dan berkomunikasi dengan UAS sejak lama. Tapi kemudian bertemu secara langsung sekitar tahun 2019 di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, dalam perjalanan ke Batam. Dalam pertemuan singkat itu, saya perhatikan, UAS seorang sosok yang ramah, suka humor dan tidak ada kesan angker sama sekali, apalagi Radikal.
Materi ceramahnya di masjid-masjid kebanyakan seputar dzikir bersama, maulid, tahlilan dan berbagai amaliah umat Islam Nusantara yang menganut Ahlussunnah Waljamaah pada umumnya.
Biasanya seorang figur itu akan berpengaruh terhadap sikap orang-orang dekatnya. Yang saya lihat dari orang-orang dekat UAS, setelah saya sering safari Aswaja ke Riau dan sekitarnya, rata-rata yang menemani saya, orang-orang yang dekat dengan UAS, dan alhamdulillah mereka semuanya Aswaja, seperti layaknya warga Nahdliyyin kalau di Jawa dan sekitarnya.
Bahkan disertasi doktornya, mengupas hadits-hadits yang terdapat dalam kitab-kitab Hadlratusysyaikh KH Hasyim Asy'ari, sang muassis organisasi Nahdlatul Ulama. Saya punya kopiannya, hadiah dari UAS sendiri pada tahun 2020 sewaktu di Markaz Nusaibah, Pekanbaru Riau. Jadi, kalau UAS itu dicap Radikal, sangat tidak masuk akal sama sekali.
Terkait hubungan UAS dengan ideologi khilafah yang akhir-akhir ini viral dan terjadi penangkapan di Lampung, saya kira UAS tidak kenal dan tidak ada hubungan dengan mereka.
Biasanya, orang yang pro ideologi khilafah itu anti demokrasi. Sementara UAS sangat aktif dalam dukung mendukung semua momen demokrasi, mulai dari pilwali, pilbup, pilgub dan pilpres, meskipun saya perhatikan, calon yang didukungnya banyak yang kalah.
Sekian pengetahuan saya tentang sosok UAS yang saya kira termasuk sosok Muslim moderat, toleran, demokratis, cinta bangsa dan tanah airnya, dan tentu termasuk Ahlussunnah Waljamaah. Dan mungkin orang lain, banyak yang lebih mengenal UAS daripada saya.
Wallaahu a'lam.