Bunuh Diri Karena Hutang
Sesaat sebelum pengajian dimulai, salah satu pengurus Ponpes Darusshalihin bercerita kepada kami,
"Ya ustadz...salah satu warga (A) bunuh diri disebabkan jeratan hutang yang melilit dirinya. Awalnya ia berhutang sejumlah uang pada salah satu rentenir ( R1) untuk jangka waktu tertentu.
Setelah jatuh tempo, ternyata si A tidak mampu untuk melunasi hutang tersebut kepada R1. Kemudian R1 menginformasikan kepada teman rentenirnya yang lain (R2) bahwa si A tidak bisa membayar hutangnya.
R2 pun menawarkan pinjaman uang kepada si A untuk melunasi hutangnya (pokok + bunga) kepada R1 untuk jangka waktu tertentu. Si A pun menerima tawaran tersebut.
Ketika jatuh tempo, ternyata si A pun kembali tidak mampu membayar hutang (pokok + bunga) kepada R2. R2 pun menginformasikan kepada R3 (teman rentenirnya yang lain) bahwa si A tidak mampu membayar hutangnya.
R3 pun datang menemui si A menawarkan pinjaman sejumlah uang yang bisa digunakan untuk melunasi hutangnya kepada R2 dalam jangka waktu tertentu. Akhirnya si A pun terpaksa menerima tawaran tersebut.
Setelah jatuh tempo, si A ternyata tidak mampu lagi membayar hutangnya (pokok + bunga) kepada R3. R3 pun menginformasikan kepada R4 (teman rentenirnya yang lain) bahwa si A tidak mampu membayar hutangnya. R4 pun datang menemui si A untuk menawarkan pinjaman uang untuk melunasi hutangnya kepada R3. Dan kembali si A menerimanya dan si A ternyata tidak mampu lagi membayar hutangnya.
Siklus di atas terus terjadi sampai akhirnya si A putus asa dan bunuh diri."
"Ya ALLLAH kami berlindung kepadaMu dari hutang."
(Fajar Sodik)