WANHEARTNEWS.COM - Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, mengatakan, bahwa elite politik harus memberikan contoh, dan harus terbiasa siap berkompetisi. Menurutnya, keterbelahan dan polarisasi harus dicegah dan tak boleh terjadi seperti pemilu-pemilu sebelumnya.
"Untuk atasi polarisasi, pertama, elit politik harus memberikan contoh. Mesti terbuka dan jaga komunikasi dengan semua pihak. Menghargai perbedaan. Melihat pihak yang berbeda pendapat atau berbeda kubu, bukan sebagai musuh, melainkan sebagai lawan berdialektika, dan mitra dalam membangun negeri," kata Herzaky kepada wartawan, Selasa (28/6/2022).
Kemudian yang kedua, Herzaky mengatakan, elit politik juga harus terbiasa dan siap berkompetisi. Bukan malah, kata dia, alergi berkompetisi. Demi kepentingan elektoral dan kemenangan semata, malah berupaya menghalang-halangi calon lain muncul dalam kontestasi, dan memastikan hanya dua kubu yang berlaga di pilpres.
Menurutnya, buka ruang untuk koalisi dan pasangan calon minimal tiga di Pilpres 2024 untuk cegah keterbelahan.
"Ketiga, stop sebar politik kebencian, framing, dan labelling yang merusak. Janganlah demi kemenangan, berupaya sebisa mungkin menghancurkan lawan dalam kontestasi," tuturnya
Menurutnya, para elit politik kekinian tidak lagi kedepankan adu gagasan dan adu program, tetapi menyerang pribadi, bahkan menguliti habis kekurangan pribadi lawan.
Ia menyampaikan, setidaknya tiga hal tersebut yang menjadi kunci mengatasi polarisasi untuk Pemilu 2024. Ia mengatakan, memasangkan figur tertentu dengan figur lainnya bukan juga menjadi solusi.
"Karena kalau memasangkan siapa dengan siapa itu yang dianggap sebagai solusi, sama saja kita menuduh sosok yang dipasangkan itu dan para pendukungnya sebagai sumber polarisasi," ujarnya.
Ia mengatakan, sangat jelas di Pilpres 2014 dan 2019 dimana hanya dua pasangan calon yang bertarung, keterbelahan justru terjadi.
"Pertanyaannya, mengapa seakan perang di antara Jokowi dan Prabowo seakan mau diturunkan ke Ganjar dan Anies? Siapa sebenarnya yang mendapat untung dari polarisasi selama 2014 dan 2019? Pihak mana? Tokoh mana? Parpol mana? Mereka yang mendapatkan keuntungan dari polarisasi dan keterbelahan masyarakat inilah, sumber masalah sebenarnya," tuturnya.
Terakhir, ia pun mewanti-wanti masyarakat terhadap pihak-pihak yang coba mengekalkan polarisasi di Pemilu 2024.
"Demokrat, seperti yang ditegaskan Ketum AHY di berbagai kesempatan, bakal berjuang melawan pihak-pihak yang berupaya melanggengkan keterbelahan masyarakat. Agar polarisasi tak lagi mendapat tempat di Pilpres 2024," tandasnya.
Sumber: suara