WANHEARTNEWS.COM - Deklarator Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES), Laode Basir menanggapi hebohnya eks Anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Persaudaraan Islam (FPI) yang deklarasi Anies Baswedan maju capres 2024. Laode mencurigai acara deklarasi tersebut.
Menurut dia, deklarasi itu hanya setingan semata yang bertujuan untuk menjelekkan Anies. Dia menduga agenda settingan itu juga untuk men-downgrade popularitas Anies yang tinggi.
"Ini bisa jadi relawan yang didesain kan gitu ya. Sengaja di-setting seperti itu. Kemudian dengan maksud dan tujuan untuk menjelekkan atau untuk men-downgrade popularitas Mas Anies," kata Laode saat dikonfirmasi, Jumat 10 Juni 2022.
Laode pun relawan Anies juga sudah menelusuri kebenaran dari atribut HTI yang diributkan. Dia menekankan urusan HTI dan FPI sudah jelas karena sebagai organisasi massa atau ormas yang sudah dilarang pemerintah.
"FPI dan HTI itu sudah jelas, clear. Tidak ada perdebatan bahwa dua organisasi ini yang dibekukan pemerintah. Ada aturannya, kemudian secara hukum legal standingnya jelas berdirinya polisi untuk menegakkan itu," jelas Laode.
Sebelumnya, sekelompok orang mengatasnamakan Majelis Sang Presiden menyatakan deklarasi kepada Anies Baswedan untuk nyapres 2024 di Hotel Bidakara, Jakarta. Mereka mengklaim berlatar belakang dari mantan Anggota FPI, HTI, dan eks napi kasus terorisme.
Deklarasi Majelis Sang Presiden itu pun dipersoalkan karena kemunculan atribut yang mirip bendera HTI.
Beberapa hari sebelumnya, massa yang mengklaim FPI Reborn, juga mendeklarasikan dukungan ke Anies. Deklarasi mereka dilakukan di Patung Kuda, Monas, Gambir, Jakarta Pusat, pada Senin, 6 Juni 2022.
Pun, pihak DPP Front Persaudaraan Islam (FPI) menegaskan massa yang mengklaim FPI Reborn adalah fiktif alias palsu. Keterangan FPI mencurigai FPI Reborn di Patung Kuda sebagai upaya intelijen yang ingin menyudutkan FPI dan Anies. FPI menegaskan belum bersikap resmi terkait sikap mendukung capres di Pilpres 2024,
Sumber: viva