WANHEARTNEWS.COM - JAKARTA - Pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta baru-baru ini menjadi juara dalam inovasi sistem pengendalian banjir atau flood control system dalam ajang penghargaan tingkat dunia, WSIS Prizes 2022. World Summit on the Information Society (WSIS) 2022 diselenggarakan di Jenewa, Swiss, pada Selasa (31/5/2022).
Capaian Pemprov DKI ini disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui akun Instagram pribadinya.
Berikut fakta-fakta tentang sistem pengendalian banjir DKI:
(1) Raih Penghargaan The 2022 WSIS Prizes
Sistem pengendalian banjir Pemprov DKI meraih penghargaan dalam ajang bertajuk 'The 2022 WSIS Prize'.
WSIS sendiri adalah konferensi tingkat dunia tentang masyarakat informasi yang diselenggarakan oleh International Telecommunication Union (ITU), badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk teknologi komunikasi dan informasi.
Sistem pengendalian banjir Pemprov DKI ini meraih penghargaan kategori ICT applications: E-science.
Flood control system Pemprov DKI berhasil menjadi juara pertama karena membawa inovasi sistem pengendalian banjir. Anies mengatakan sistem yang ada di Jakarta membantu memprediksi potensi bencana sebelum terjadi.
"Pengetahuan dan pengalaman para petugas dikumpulkan ke dalam sistem informasi ini sehingga mempermudah dan mempercepat pengambilan keputusan dalam pengendalian banjir ke depan," kata Anies.
(2) Mengungguli 4 Finalis
Anies mengungkapkan Jakarta menjadi juara setelah mengungguli empat finalis lain dari China, Chile, Italia dan Arab Saudi. Yaitu ZTE Corporation dari China, Biomedical Neuroscience Insititute dari Universitas Chile, Artificial Intelligence Laboratory dari Universitas Udinese di Italia dan Universitas Putri Nora binti Abdul Rahman dari Arab Saudi.
Pemberian penghargaan dilakukan di Jenewa, Swiss, 31 Mei 2022. Untuk Pemprov DKI diwakili oleh Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) dan Jakarta Smart City.
(3) Tingkatkan Kesadaran Situasi Bencana
Kepala Diskominfotik DKI Jakarta Atika Nur Rahmania menjelaskan flood control system ini dikembangkan dengan beberapa tujuan. Salah satunya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan situasi bencana.
"Dengan membangun sistem ini, kami bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan situasi bencana, mempercepat respons terhadap penanggulangan bencana berbasis sistem, mempersiapkan kondisi darurat banjir, dan melakukan pemantauan secara real-time," kata Atika dalam pidato setelah menerima penghargaan seperti dilansir situs Pemprov DKI, Kamis (2/6/2022).
(4) Kumpulkan Data Level Air-Suhu
Flood control system DKI ini bekerja dengan mengumpulkan data historis sensor (level air, getaran, suhu) dan CCTV. Data yang dimaksud dihimpun oleh sensor dan Internet of Things (IoT) yang diletakkan di 178 lokasi yang terdiri dari sensor tinggi permukaan air, sensor arus air, sensor curah hujan, sensor getaran pompa, dan sensor pengukur temperatur pompa.
(5) Mendeteksi Risiko Banjir-Solusinya
Flood control system dikembangkan dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan risiko banjir di Jakarta. Sistem ini memungkinkan pendeteksian titik-titik banjir, sehingga informasi dan penanganan bencana dapat dimitigasi dan ditangani dengan lebih cepat, akurat, dan terdata.
Pendeteksian risiko dan solusi penanganannya banjir DKI ini dihasilkan oleh data historis (level air, getaran, suhu), yang dihimpun oleh sensor dan loT. Data tersebut lalu diintegrasikan ke dalam satu platform dan flood control system akan melakukan analisis, untuk menghasilkan informasi mengenai kondisi, potensi, serta prediksi, sehingga bisa memberikan solusi penanganan banjir di Jakarta.
Data ini juga akan menjadi aset dan sumber info bagi pemerintah untuk pengambilan keputusan terkait penanganan banjir di Jakarta. Dengan kebijakan berdasarkan data, upaya pencegahan dan penanganan banjir akan lebih efektif serta tepat sasaran. Sistem ini juga diharapkan dapat memberikan pemantauan banjir yang terkini, mempercepat respons pemerintah, dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
(6) Punya 3 Aspek Pengembangan
Sistem ini memiliki tiga aspek dalam pengembangan Sistem Pengendalian Banjir yang Prediktif dan Cerdas di Jakarta, yaitu:
1. Sensing (mendeteksi), mengumpulkan dan mengintegrasikan data dari berbagai sensor yang terpasang di lapangan;
2. Understanding (memahami), mengelola data menjadi informasi dengan menggunakan machine learning dan artificial intelligence; dan
3. Acting (bertindak), mencitrakan informasi dalam dasbor terpusat untuk digunakan dalam pengambilan keputusan oleh jajaran pengendali banjir di Pemprov DKI dan sebagai peringatan dini kepada masyarakat.
(7) Hasil Kolaborasi Pemerintah-Swasta
Anies menuturkan pengembangan flood control system milik Pemprov DKI ini dilakukan dengan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Selain dinas-dinas, kolaborasi juga dijalin dengan sejumlah pihak swasta.
"Sistem ini adalah kerja berbagai pihak, di antaranya Dinas Sumber Daya Air, Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Jakarta Smart City, dan juga kolaborasi dengan PT XL Axiata dan SAS Institute," ujar Anies.
(Sumber: detik)