Ini sedih lohhh.
Menjelang Iedul Adha, peternak malah mengalami ujian hewan ternaknya terkena PMK (Penyakit mulut dan kuku).
Terlebih saya mendapat cerita dari kawan yang biasa berbisnis hewan ternak menjelang Iedul Adha, banyak sapi peternaknya yang mati akibat penyakit ini.
PMK ini memang bisa diobati. Tetapi kabarnya jika tidak terdeteksi dini, hewan ternak yang terjangkit bisa mati karena sudah banyak kehilangan nutrisi. Penyakit di mulut hewan menyebabkan mereka tidak bisa makan hingga mati lemas. 😭
Lagipula untuk masalah qurban, masyarakat muslim yang ingin menjalankan ibadah qurban dituntut untuk memberikan hewan qurban terbaik. Sudah cukup usia, gak sakit, gak cacat, gak ada luka apalagi korengan kayak sapi yang kena PMK adalah beberapa syarat sah hewan yang boleh dijadikan hewan qurban. Duh, ambyarrr.
Meski MUI sudah bergegas mengeluarkan fatwa No.32, tahun 2002 bahwa hewan yang terjangkit PMK ringan masih tetap sah untuk dijadikan hewan qurban, tapi tetap saja rasanya batasan "ringan" ini belum terstandarisasi secara menyeluruh. Pasti banyak yang jadi ragu membeli.
Akibatnya, bukan hanya pasokan hewan qurban yang terganggu. Peternak pun, terutama peternak sapi, besar kemungkinan bisa mengalami kerugian berlipat. Sudahlah hewannya banyak yang mati karena sakit, yang bertahan hidup pun belum tentu ada yang mau membeli. 😭
PMK pada ternak ini memang gak nular ke manusia. Tetapi kalo ke sesama binatang ternak mudah banget menular. Bisa dari udara, sentuhan, liur dan makanan.
Infonya, kalo ada peternak yang merawat atau sekedar memegang sapi yang sakit PMK, lalu kemudian dia megang atau sekedar ngasih makan sapi lainnya yang sehat, maka sapi-sapi sehat tersebut besar kemungkinan akan tertular juga. Karena virus sudah menempel di tubuh dan pakaian peternak. Apalagi jika sapinya belum divaksinasi PMK.
Kemarin saya membaca bahwa butuh usaha 98 tahun buat para ahli dan peternak lokal dulu untuk membuat ternak Indonesia bebas PMK. Dan sudah sejak tahun 1990, Indonesia dinyatakan bebas dari PMK. Artinya, sudah 30 tahun lebih Indonesia berhasil menghilangkan PMK dari dunia peternakan dalam negeri.
Lalu kenapa sekarang bisa muncul lagi?
Dicurigai bahwa kembali merebaknya PMK ini disebabkan oleh kecerobohan pemerintah membuka kran impor hewan ternak sapi murah dari India dan negara lainnya yang belum terbebas dari PMK.
Terkabar bahwa peternak se-Asia Tenggara juga mengalami wabah PMK ini. Entahlah. Belum ada kabar yang jelas darimana asal-usul datangnya kembali penyakit ini.
Setahu saya biasanya sapi dan daging sapi impor yang diperjualbelikan di Indonesia itu rata-rata dari Australia dan USA. Kenapa sekarang malah dari India? Benarkah hanya karena alasan murah? Bukan karena hubungan diplomatik yang memburuk antara RI dengan OZ?
Duh, piye toh? Masa' begitu? Nggak kan yaa. Hixz.
Yah, semoga saja masalah PMK ini segera teratasi dengan cepat, gak pake lama, jangan pake drama. Kasihan rakyat.
Dan jika nantinya memang benar terbukti bahwa masuknya PMK ke Indonesia itu akibat pemerintah tergiur impor sapi murah dari India. Duh, tolonglah para pemimpin dan pejabat itu segera merenung dan instrospeksi diri.
Sekiranya ke depan bisa lebih berhati-hati untuk melakukan segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas dan wewenangnya dalam melindungi kehidupan rakyat. Bukan malah menambah beban rakyat yang sedang terseok-seok bangkit dari pandemi.
Yang udah settle macam hewan qurban, impor daging, dll itu ya gak usah diutak-atik. Biar yang tadinya gak kenapa-kenapa ya tetep berjalan dengan baik. Jangan malah jadi bermasalah dan berpotensi besar menyusahkan rakyat seperti ini.
Kelean ini. Menjelang hari raya qurban janganlah main-main kayak ginih. Kayak gak ada lahan lain ajah buat dikor.....
Ttd
Aisha Rara
(Ibu rumah tangga)