WANHEARTNEWS.COM - JAKARTA - Kelompok masyarakat yang menamakan diri Majelis Sang Presiden pagi ini resmi mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk Presiden Republik Indonesia Periode 2024-2029.
Deklarasi dilakukan di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu, 7 Juni 2022.
Namun acara deklarasi dukungan terhadap Anies Baswedan untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 ini diwarnai kericuhan.
Kericuhan itu dipicu peserta acara akibat adanya pemasangan bendara lafaz tauhid yang mirip dengan bendera organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) disamping bendera merah putih di panggung.
Kericuhan itu terjadi saat acara di Hotel Bidakara itu akan dimulai. Saat MC memulai acara, seorang peserta bernama Eka Jaya maju ke tengah ruangan. Pria yang mengenakan baju puth dengan bertuliskan "Pejabat: Pengacara dan Jawara Bela Umat" itu memprotes adanya pemasangan bendera mirip HTI.
"Kalau mau mulai, copot dulu," kata Eka di lokasi acara di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu, 7 Juni 2022.
Sontak, keributan kecil terjadi karena seorang pria lain berbaju batik berusaha membela pemasangan bendera tersebut. Ia tak menjelaskan apakah dirinya yang memasang bendera tersebut. Tapi Ia mengakui kalau dirinya bukan panitia acara, hanya peserta.
"Jangan mendiskreditkan bendera Lailahaillah dengan bendera HTI," kata pria tersebut.
Lantas Eka Jaya dan rekannya yang lain mengatakan kalau dirinya tak mendiskreditkan bendera mirip milik kelompok HTI tersebut. Dia menyatakan hanya menjaga opini publik soal acara ini.
"Kami menjaga citra Pak Anies," kata dia.
Walhasil, dua bendera mirip HTI yang dipasang di atas panggung pun dicopot oleh panitia. Bahkan, MC langsung meminta peserta acara untuk kembali menyanyikan lagu Indonesia Raya sekali lagi, yang sebelumnya sudah dinyanyikan di awal acara.
Di akhir acara, salah satu deklarator yaitu Alif Akbar bin Abdurahman Al Yamani mengklarifikasi keributan tersebut.
"Kalau itu bentuk kecintaan kita satu sama lain, saling mengingatkan, bukan satu hal yang dibesar- besarkan," kata Alif yang mengaku sebagai eks simpatisan Front Pembela Islam (FPI) ini.
๐๐ฎ๐๐ถ๐ฎ ๐ท๐ถ๐ธ๐ฎ ๐ถ๐ธ๐๐ ๐ฑ๐ฒ๐ธ๐น๐ฎ๐ฟ๐ฎ๐๐ถ ๐๐๐ฒ๐ฒ๐ฝ๐‼️
— ZerDemoCRAZY (@ZeroDemoCRAZY) June 8, 2022
Ini pola pembusukan yg dilakukan lawan politik Anies Baswedan melalui deklarasi dukungan pencapresan Pak Anies..
Untung ada umat yg cegah framing jahat ini..
Silahkan @BuronanMabes bongkar panitianya Bang.. pic.twitter.com/zbDzxlzulP
Deklarasi dukungan terhadap Anies Baswedan itu dihadiri ratusan orang. Mereka menyatakan mendorong Anies untuk menjadi Presiden Periode 2024-2029. Tampak sejumlah ulama ikut dalam deklarasi tersebut.