WANHEARTNEWS.COM - Karir pria berinisial MAZ bakalan terancam setelah videonya meninju anak buahnya viral di media sosial.
Terlebih, saat ini korban berinisial DH (39) telah melaporkan tindakan pelaku kepada aparat kepolisian.
Seperti diketahui, DH (39) di jotos atasannya, MAZ di Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Bekasi Utara
Dalam video yang terekam, MAZ tampak menghajar bawahannya tersebut sampai korban tersungkur.
Bahkan akibat dari penganiayaan itu, DH mengalami luka akibat rahangnya bergeser.
Direktur Humas Direktorat Jenderal Pajak Neilmaldrin Noor mengatakan, pihaknya mengecam kekerasan yang terjadi di KPP Bekasi Utara tersebut.
Saat ini, MAZ bahkan terancam mendapatkan sanksi kepegawaian.
"Kami menyatakan tidak menoleransi kekerasan," kata Direktur Humas DJP Neilmaldrin Noor.
Dijelaskan Neilmanldrin, peristiwa pemukulan terjadi karena kesalahpahaman antara antasan dan bawahan terkait pekerjaan.
Keduanya, sempat terlibat perdebatan akibat kesalahpahaman tersebut.
Hal itu memicu pelaku yang merupakan atasan korban hilang kendali.
Unit kepatuhan DJP juga sudah bertindak, pelaku telah diperiksa dan terancam hukuman kepegawaian.
"Kami telah menindaklanjuti dengan memeriksa pelaku, hasil pemeriksaan ini akan menetukan sanksi kepegawaian," tegas dia.
Sementara untuk korban pemukulan, saat ini sudah dalam keadaan baik setelah mendapatkan perawatan medis.
"Kondisi korban dalam keadaan baik, kami berharap kejadian tersebut tidak terulang di kemudian hari," tutupnya.
KRONOLOGI
Melansir Tribun Jakarta, MAZ dikenal sebagai sosok atasan yang posesif pada bawahannya.
Betapa tidak, MAZ acap kali menghubungi bawahan di hari libur, bahkan di luar jam kerja.
Menurut Kapolsek Bekasi Timur, AKP Ridha Aditya berdasar laporan DH, awalnya ia dipanggil oleh MAZ.
"sekira pukul 08.00 WIB korban dipanggil oleh pelaku dan menanyakan tentang pekerjaan," katanya.
Saat itu DH mendapat tugas survey dengan dateline di hari Senin
MAZ lantas mengecek hasil pekerjaan korban.
Namun ternyata belum selesai.
Pelaku kemudian mengkonformasi pekerjaan itu pada DH.
MAZ juga menanyakan alasan mengapa DH tak bisa dihubungi pada hari sabtu dan minggu.
MAZ mengaku sudah berupaya menghubungi DH, namun tak ada jawaban.
Ia lantas mencoba menghubungi nomor lain yang ada di data kepegawaian.
Namun MAZ berkukuh nomor yang tertera juga tak bisa dihubungi.
Dalam data kepegawaian DH mencantumkan nomor istrinya.
MAZ pun menuduh DH telah memberi nomor palsu.
"Pelaku juga menuduh korban bahwa memberikan nomor HP palsu di data kepegawaian yang tercantum nomer keluarga yang bisa dihubungi," ujar Ridha.
DH tak mau tinggal diam, ia membantah telah memberi nomor palsu.
Saking posesifnya, MAZ bahkan meminta capture log panggilan di handphone istri DH.
MAZ ingin bukti bahwa istri DH benar-benar tidak menerima panggilan darinya.
Tak mau ambil pusing, DH menuruti permintaan MAZ.
Bukti itu pun ditunjukkan pada MAZ.
"Pelaku masih kekeuh (bersikeras) tidak terima atas penjelasan korban tersebut," katanya.
Tak berselang lama, terjadilah kejadian seperti di video.
MAZ memukul hingga menyebabkan rahang DH bergeser.
"Mengenai rahang kiri korban hingga korban terjatuh ke lantai selanjutnya korban di tolong oleh saksi saksi," paparnya.
Adapun kasus ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian, saksi-saksi terus digali keterangan termasuk terlapor.
"Pelaku belum (ditangkap), sementara masih tahap pemeriksaan saksi-saksi," tegas dia.
Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Kemenkeu, Neilmaldrin Noor mengatakan kondisi DH kini sudah membaik.
"Kondisinya dalam keadaan baik," katanya seperti dikutip dari Kompas.com.
Neilmaldrin Noor mengatakan, unit kepatuhan internal DJP telah memeriksa pelaku pemukulan yang terekam di video.
"Kami telah menindaklanjuti dengan melakukan pemeriksaan, dan bila sudah ada hasilnya akan ditindaklanjuti dengan penerapan sanksi kepegawaian," ujarnya.
Dia menjelaskan, kronologi kejadian tersebut bermula dari adanya kesalahpahaman antara atasan dan bawahan terkait pekerjaan yang memicu perdebatan.
Menurut keterangannya, atasan dari pegawai yang bersangkutan hilang kendali sehingga memukulnya sampai terjatuh.
Oleh karenanya, dia sangat menyayangkan insiden kekerasan ini terjadi di lingkungan kerja DJP.
"Selain menyayangkan, kami nyatakan bahwa kami tidak menoleransi kekerasan," ucapnya. msn/trbn