WANHEARTNEWS.COM - Hubungan antara Presiden Joko Widodo dengan Megawati Soekarnoputri dan PDI Perjuangan dianggap sudah benar-benar retak setelah secara berturut-turut tidak hadir bersama dalam sebuah acara penting kenegaraan maupun acara keluarga.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi menanggapi tidak hadirnya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPR RI Puan Maharani dalam acara peringatan Hari Lahir Pancasila di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dihadiri oleh Presiden Jokowi hari ini, Rabu (1/6).
"Ketidakhadiran Megawati dan Puan di Ende NTT itu menandakan hubungan mereka sudah benar-benar retak," ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (1/6).
Menurutnya, Jokowi saat ini sudah jalan dengan agenda sendiri dan tidak menganggap lagi adanya Megawati dan Puan yang telah membesarkannya hingga menjadi presiden.
"Padahal Megawati itu selain anak Soekarno, mantan presiden dan ketum partai. Puan juga Ketua DPR selain pimpinan PDIP. Nampaknya Jokowi sudah melangkah jauh dengan agendanya sendiri," katanya.
Dengan demikian, dari beberapa momentum penting belakangan ini, seperti tidak hadirnya Jokowi di acara Badan Intelijen Negara (BIN) yang dihadiri oleh Megawati dan Puan, lalu tidak hadirnya Megawati dan Puan di acara pernikahan adiknya Jokowi, dan acara-acara sebelum lainnya, menunjukkan keretakan hubungan mereka sudah parah.
"Nampak keretakan ini sudah parah. Terpulang kepada Megawati sebagai ketum partai yang punya kekuatan besar di DPR dan Puan sebagai ketua DPR, mau diapain itu Jokowi," tuturnya.
"Kalau sudah tidak bisa diatur, gagal dong Mega jadikan Jokowi sebagai petugas partai lagi," pungkas Muslim.
Sumber: rmol