WANHEARTNEWS.COM - JAKARTA - Partai NasDem telah resmi mengusung tiga kandidat calon presiden (capres) 2024.
Ketiga kandidat itu adalah, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, Panglima TNI Jenderal Muhammad Andika Perkasa, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Tiga kandidat itu dibacakan langsung Ketua Umum NasDemSurya Paloh di malam puncak rapat kerja nasional (rakernas) 2022 yang berlangsung di Jakarta Convention Center, Senayan, Jumat malam (17/6/2022).
Ketiga nama itu berdasarkan hasil dari usulan-usulan yang diserahkan kepada Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) untuk kemudian dipilih tiga nama dari total 34 nama yang telah diusulkan.
Yang menarik adalah munculnya nama Panglima TNI Andika Perkasa.
Sebetulnya, beberapa analisa jauh hari sudah memasangakan Anies-Andika Perkasa sabagai pasangan ideal di Pilpres 2024.
Salah satunya disampaikan Pengamat komunikasi politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting, berikut ini:
ANIES-ANDIKA Pasangan Ideal dan Berpeluang Pecah Kebuntuan di Pilpres 2024
Nama bakal calon presiden (capres) 2024 semakin menguat. Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan termasuk yang namanya kerap disebut sebagai sosok teratas yang berpeluang maju di Pilpres 2024. Jika benar mendapatkan tiket sebagai capres, siapakah pendamping yang layak berpasangan dengan Anies?
Pengamat komunikasi politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting memiliki pandangan, sebaiknya Anies berduet dengan Jenderal Andika Perkasa. Sesuai masa dinas militer, Andika akan pensiun pada Desember 2022. Hanya saja, namanya mulai sering dibicarakan masyarakat untuk ikut tampil di Pilpres 2024.
"Anies-Andika maupun Andika-Anies merupakan pasangan ideal untuk komposisi sipil dan militer maupun militer dan sipil," kata Ginting di Jakarta, Kamis (23/3/2022).
Dia menyebut, dua sosok itu sangat pas untuk disandingkan. Adapun siapa yang akhirnya menjadi capres, harus merujuk kepada elektabilitas, kapasitas, popularitas, dan 'isi kantongnya'.
Menurut Ginting, pasangan Anies-Andika sangat berpeluang menjadi alternatif di tengah kebuntuan mencari pasangan ideal. Keunggulan pasangan tersebut adalah keduanya merupakan alumnus pendidikan kampus terbaik di negeri Paman Sam. Jaringan tersebut tentu menjadi modal bagi Anies-Andika untuk bisa mendapatkan 'dukungan' dari Amerika Serikat.
"Bukan berarti mereka nantinya menjadi antek, melainkan bisa diharapkan dalam menjalin diplomasi dengan negara superpower tersebut di tengah kondisi persaingan geopolitik dengan Cina," ucap Ginting.
Dia menjelaskan, pasangan sipil-militer menjadi solusi jitu untuk mendobrak komposisi pasangan Pulau Jawa dan Luar Jawa. Apalagi, Anies-Andika merupakan pasangan yang dikenal sebagai religius-nasionalis atau sebaliknya jika komposisi berubah.
Sayangnya, kata Ginting, masalah keduanya adalah sama-sama bukan ketua umum partai. Sehingga, Anies-Andika belum mendapatkan kepastian tiket untuk maju di Pilpres 2024. Meski begitu, ia optimistis, semua masih mungkin terjadi. Apalagi dalam dunia politik itu tidak ada yang pasti dan semua bisa berubah dalam sekejap.
Hanya saja, baik Anies-Andika sama-sama akan mengakhiri karier di dunia pemerintahan dan militer pada akhir 2022. Sehingga keduanya tidak akan memiliki panggung untuk menjaga namanya tetap menjadi perbincangan masyarakat.
"Meski begitu, Anies-Andika punya waktu sekitar satu tahun untuk start menggebar namanya agar tetap masuk radar parpol dan bisa maju," kata Ginting, seperti dilansir Republika.
Pengamat lain juga memprediksi pasangan Anies-Andika Perkasa lebih berpeluang menang di Pilpres 2024.