WANHEARTNEWS.COM - Reshuffle Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dilakukan di Istana Merdeka, Jakarta Pusat pada Rabu, 15 Juni 2022 lalu memunculkan berbagai spekulasi politik.
Setelah hampir satu tahun atau 10 bulan menyatakan diri bergabung dengan koalisi pemerintahan Jokowi, akhirnya Partai Amanat Nasional (PAN) mendapatkan ‘jatah’ kursi sebagai Menteri.
Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan adalah sosok yang dipilih Jokowi dari partai politik (parpol) itu untuk mendapatkan ‘jatah’ kursi Menteri.
Namun, Zulkifli Hasan atau kerap disapa Zulhas mendapat pos yang terbilang tidak mudah, yakni sebagai Menteri Perdagangan (Mendag). Zulhas dalam posisi ini menggantikan Muhammad Lutfi dari kalangan profesional.
Diketahui, Lutfi pernah menjabat sebagai Mendag di era pemerintahan Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Selain itu, dia juga sempat diangkat Jokowi menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.
Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam lantas membuka suara terkait Reshuffle kali ini.
Posisi Lutfi diganti oleh Zulhas ketika rakyat tengah berteriak soal masalah harga minyak goreng yang tak kunjung stabil.
Oleh karena itu, kompetensi Zulhas dipertanyakan dalam persoalan minyak goreng ini. Terlebih mengingat temuan-temuan oleh penegak hukum memperlihatkan adanya dugaan mafia minyak goreng yang bermain.
Saiful Anam mengatakan, dari segi kompetensi perdagangan, memang Zulhas belum terlihat.
Mengingat rekam jejak Ketua Umum PAN itu masih bersifat nasional, yakni sebatas pernah menjabat sebagai Meteri Kehutanan di era SBY dan Ketua MPR RI.
Maka tak heran jika Zulhas bisa jadi tidak lebih baik daripada Mendag sebelumnya, Lutfi.
“Bisa jadi Zulhas akan tidak lebih baik dari Mendag sebelumnya, karena persoalan migor bukan hanya tataran regional saja, tapi juga global,” ujar Saiful dilansir Hops.ID pada Kamis, 16 Juni 2022.
Sehingga pengamat politik itu menyebutkan bahwa pekerjaan Zulhas tidaklah mudah.
Oleh karena itu Saiful mempertanyakan maksud Jokowi memberikan kursi Mendag kepada Zulhas.
“Saya kira tidak mudah mengembalikan harga migor yang jauh dari normal atau bahkan mahal,” jelasnya.
"Posisi Zulhas sengaja diberikan yang strategis tapi juga sangat sulit. Karena bukan tidak mungkin Zulhas terjerumus dari jabatan yang diberikan Jokowi," imbuhnya.
Lebih lanjut, Saiful mengatakan Lutfi memiliki kompetensi yang tak bisa diragukan lagi. “Kita tahu Lutfi jaringan internasionalnya tidak diragukan lagi. Tapi justru yang bersangkutan tergelincir di posisi jabatan Mendag yang dipercayakan,” tuturnya.
“Bisa jadi ini menjadi boomerang bagi Zulhas apabila tidak lebih baik dari Mendag sebelumnya,” tandasnya. ***
Sumber: hops