WANHEARTNEWS.COM - SINGAPURA – Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mendapatkan pujian dari para pakar luar negeri setelah tampil berpidato dalam diskusi panel forum IISS Shangri-La Dialogue 2022 bertajuk “Mengelola Persaingan Geopolitik di Kawasan Multipolar,” di Singapura, Sabtu 11 Juni 2022.
Pujian itu datang dari seorang profesor bernama Hoo Chiew Ping yang merupakan dosen senior di National University of Malaysia. Ia mengatakan Prabowo menyampaikan salah satu komentar yang paling menarik di forum tersebut karena tidak mengangkat narasi Barat seperti biasanya.
Hoo yang hadir dalam sesi itu pun mengatakan bahwa para hadirin bahkan bertepuk tangan sebelum Prabowo mengakhiri penyampaiannya. Menurutnya, hal ini jarang terjadi.
“@Kemhan_RI @prabowo menyampaikan salah satu komentar yang paling menarik (bukan narasi Barat seperti biasanya). Beberapa penonton bertepuk tangan sebelum ia mengakhiri penyampaiannya (juga jarang terjadi). Saya akan menyoroti beberapa poin yang dia buat di sini” kata Hoo dikutip dari Twitternya @HooCP, Minggu (12/6/2022).
Hoo menceritakan Prabowo memulai penampilannya dengan gelombang gerakan independensi setelah perang dunia kedua untuk berargumen tentang anti-kolonialisme di antara negara-negara yang lebih kecil atau lebih lemah ketika menghadapi tekanan kekuatan besar dunia.
Prabowo, menurut Hoo, juga mencontohkan bagaimana negara-negara Asia percaya pada kepemimpinan yang bijaksana karena mereka adalah yang paling terpengaruh oleh kekuatan besar. Pengalaman umum dijajah dan diperbudak membuat negara-negara Asia mencari cara kolektif untuk menciptakan lingkungan yang ramah.
Pujian terhadap penampilan Prabowo juga datang dari Twitter @willschoong yang mengatakan bahwa penyampaian Prabowo singkat dan tajam. Pemilik akun terserbut adalah Senior Fellow di ISEAS – Yusof Ishak Institute Singapura.
“Saya baru saja menyimak, tetapi sepertinya pidato @prabowo cukup singkat, katakanlah 12 menit? Dalam satu tahun, pembicara sebelumnya agak mengoceh, melompat dari halaman ke halaman. Penyampaian Prabowo singkat dan tajam,” ujarnya.
Prabowo Paparkan The Asian Ways
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengatakan, penting bagi sebuah negara memiliki pemimpin yang bijaksana dalam mengelola negara dalam menghadapi tantangan geopolitik.
Ia menerangkan Perang Dunia II melahirkan gerakan kemerdekaan melawan imperialisme selama ratusan tahun. Berdasarkan pengalaman saudara-saudara di Indocina, Filipina, India dan beberapa wilayah Asia dan pasifik membuat semua pihak sadar perlunya pemimpin yang bijaksana.
"Kami yakin para pemimpin kekuatan besar menyadari tanggung jawab besar di pundak mereka," kata dia dalam acara diskusi panel forum IISS Shangri-La Dialogue 2022 bertajuk "Mengelola Persaingan Geopolitik di Kawasan Multipolar" yang digelar di Singapura, Sabtu, 11 Juni 2022.
Di forum itu Prabowo memaparkan 'Cara Asia' atau The Asian Ways dalam menghadapi berbagai tantangan geopolitik dunia untuk mencapai perdamaian.
Prabowo mengatakan, berdasarkan pengalaman, selama 40 hingga 50 tahun terakhir, Indonesia telah menemukan cara tersendiri, cara Asia untuk menyelesaikan tantangan.
"Kami memutuskan pengalaman bersama kami didominasi, diperbudak, dieksploitasi, memaksa kami sekarang untuk berjuang dan menciptakan lingkungan yang damai," kata Menhan.
Pada kesempatan itu, ia menyakini kekuatan besar dunia yaitu Cina dan Amerika Serikat akan bijaksana demi perdamaian dunia.
“Sebagaimana yang diajarkan filsuf Cina Konfusius, kekuasaan dan kepemimpinan harus selalu datang dengan kebajikan. Dengan segala tantangan yang kita hadapi, kita optimis, kita yakin bahwa kebijaksanaan, rasionalitas, akal sehat akan menang,” ujar dia.
Kepada seluruh Menteri Pertahanan di dunia, Prabowo mengatakan Indonesia merupakan negara yang terkena dampak besar dari sentimen negatif persaingan antara negara tetangga.
Meski demikian, Indonesia memiliki cara tersendiri untuk mengatasi gejolak internal akibat dari faktor eksternal yaitu menciptakan lingkungan yang damai, toleransi antarsesama agama, ras maupun suku.
Pada kesempatan itu, Prabowo juga menyampaikan bahwa Indonesia tidak pernah mengabaikan pertahanan negara, meskipun menganut sistem politik luar negeri yang bebas aktif atau nonblok yang menghormati kepentingan semua negara dan tidak memihak.
“Situasi di Ukraina mengajarkan kami bahwa kami tidak akan pernah bisa mengabaikan keamanan dan kemerdekaan kami begitu saja. Oleh karena itu, kami bertekad untuk memperkuat pertahanan dan itulah kata kuncinya. Outlook (pandangan) kami defensif, tetapi kami telah menyatakan bahwa kami akan mempertahankan wilayah kami dengan segala cara yang kami miliki,” kata Prabowo.
Selanjutnya, Prabowo menyampaikan penghormatan terhadap semua negara sahabat bernilai penting dalam menghasilkan hubungan yang harmonis antara negara di Asia selama beberapa dekade, meskipun masih terdapat persaingan teritorial.