WANHEARTNEWS.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun baru-baru ini mengungkap bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) besar kemungkinan tidak akan netral dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024 mendatang.
Refly Harun menilai, cukup mudah untuk membaca potensi keterlibatan Jokowi pada Pilpres 2024 nanti.
Karena itu, Refly Harun menerangkan, harusnya Jokowi tidak perlu ikut campur pada urusan Pilpres pada 2024 nanti.
Hal itu diutarakan Refly Harun di kanal Youtube miliknya dengan tajuk ‘Polling RMOL: Anies-AHY Bersaing! Airlangga Lampaui Ganjar.’
Mulanya Refly Harun mengucapkan selamat ulang Tahun di hari kelahiran Jokowi. Ia juga mendoakan orang nomor satu di Indonesia itu mampu menjadi presiden yang baik sampai akhir jabatannya.
“Semoga masa-masa sisa jabatan ini, Presiden Jokowi jauh lebih konsisten untuk memunculkan atau meninggalkan legacy yang baik,” tutur Refly Harun, dikutip Hops.ID pada Selasa, 21 Juni 2022.
Refly Harun menuturkan, ada satu hal yang akan membuat nama baik Jokowi tidak akan tercoreng selepas menjadi Presiden.
Kata Refly Harun, apabila Jokowi bersikap netral pada kontestasi Pilipres pada 2024 nanti.
“Salah satu legacy yang baik itu adalah saat Presiden Jokowi netral dalam pemilihan Presiden 2024,” ungkapnya.
Sayangnya, Refly Harun meragukan Jokowi akan netral. Ia melihat selama ini sejumlah relawannya telah digerakkan untuk terlibat dalam kontestasi Pilpres 2024.
“Tapi rasanya akan jauh dari netral, dia misalnya masih menggerakkan relawan dan lain sebagainya,” buka dia.
Harusnya, kata Refly Harun, Jokowi tidak perlu ikut campur urusan Pilpres agar supaya namanya baik dan dikenang oleh masyarakat.
“Kalau dia netral, betul-betul menjaga governance pemilu, agar pemilu era Jokowi adalah pemilu yang paling demokratis, jujur dan adil,” imbuhnya.
“maka dia akan diingat jasa-jasanya di dunia, tapi juga di akhirat” tambahnya.
Selain itu, Refly Harun juga menyinggung soal potensi putranya dimajukan dalam Pilpres pada 2024 mendatang.
“Tapi kalau presiden menginginkan putra mahkotanya jadi presiden, dan dia terlibat katakanlah dalam pemenangan," ungkap dia lagi.
“Disitulah dia sebagai pemimpin tidak mengayomi semuanya," terang dia.***
Sumber: hops
