Sebut NasDem Tak Cocok Calonkan Anies Baswedan, Pengamat: Kalau Dicalonkan PKS Tepat -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Sebut NasDem Tak Cocok Calonkan Anies Baswedan, Pengamat: Kalau Dicalonkan PKS Tepat

Sabtu, 18 Juni 2022 | Juni 18, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-06-18T01:30:25Z

WANHEARTNEWS.COM -  Pengamat politik, M Qodari memprediksi Partai NasDem tidak akan mencalonkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan karena basis pemilihnya Islam.

Sementara Nasdem, menurut Qodari, adalah partai berbasis nasionalis.

Dalam Pilpres 2024 nanti, Nasdem menginginkan adanya efek ekor jas (coat-tail effect) bagi partai.

Hal itu tidak ada dalam diri Anies Baswedan.

"Nasdem ingin capres memberikan efek ekor jas (coat-tail effect) berimbas kepada perolehan suara partai di Pemilu," ujar Qodari, dilansir dari Tribunnews.com pada Jumat, 17 Juni 2022.

Qodari mengatakan, jika Nasdem mencalonkan Anies, maka efek ekor jas itu sulit diperolehnya.

"Mencalonkan Anies memang surveinya tinggi juga. Tapi Anies meski salah satu deklarator Nasdem tapi pemilih Anies mayoritas dari kalangan Islam yang notabene pendekatan ideologinya Islam," ujar Qodari.

Sementara Nasdem adalah partai berbasis nasionalis.

"Kalau Anies dicalonkan PKS tepat. Nasdem karena partai nasionalis maka nanti jurkam Nasdem kalau kampanye susah sosialisasikan Anies yang basisnya Islam," kata Qodari.

"Lahan Nasdem tidak cocok dengan Anies. Coat-tail effect tidak tercapai dan risikonya bisa resistensi. Sial sekali kalau caleg atau jurkam Nasdem tidak didukung simpatisan Nasdem tapi justru mendapatkan penolakan," ujarnya menambahkan.

Qodari juga memprediksi Nasdem akan menuai masalah jika menjadikan Ganjar Pranowo capres 2024.

"Akan jadi provokasi ke PDIP untuk calonkan nama lain. Misalnya Puan Maharani. Kalau itu terjadi maka basis suara Puan dan Ganjar di Jateng dan Jatim akan terbelah," katanya.

Bagi PDIP ini akan berbahaya sebab suara Puan dan Ganjar akan kalah dengan capres atau partai lain karena keduanya berebut di basis massa PDIP yang sama.

Cocok calonkan Erick Thohir

Menurut Qodari yang paling masuk akan dicalonkan Nasdem adalah Erick Thohir.

Menteri BUMN Erick Thohir urutan ketiga yang direkomendasikan sebagai Capres Nasdem setelah Ganjar dan Anies.

"Yang tidak problematis adalah Erick Thohir. Sebab tidak ada kesulitan Nasdem sosialisasikan Erick Thohir pemilih Nasdem karena tidak ada problem menjual Erick ke konstituen Nasdem yang mayoritas dari kalangan nasionalis," ujar Qodari.

Dari kalangan Islam Moderat, menurut Qodari, nama Erick Thohir juga relatif diterima sebab berasal dari keluarga NU.

"Erick Thohir kan keluarga besar Ansor," kata dia.

Meski dia mengakui survei Erick Thohir surveinya belum sebesar Anies atau Ganjar.

Dukungan pada Anies Baswedan teratas

Nama Anies Baswedan paling banyak diusung DPW Partai Nasdem untuk menjadi calon presiden (capres).

Dari 34 DPW Nasdem di seluruh Indonesia, 32 di antaranya mengusung Anies.

Kemudian, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi nama kedua yang paling banyak diusulkan.

Sebanyak 29 DPW Nasdem mengusulkan Ganjar Pranowo menjadi capres.

Disusul urutan ketiga Menteri BUMN Erick Thohir dengan 16 suara.

"Perlu dicatat bahwa dalam pengambilan keputusan rekomendasi oleh SC (Steering Comittee) tidak dilakukan atas dasar voting, namun mengacu pada tata tertib yang telah disampaikan, yaitu musyawarah untuk mufakat," ujar Sekjen Partai Nasdem Johnny G Plate di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Kamis (16/6/2022).

"Dan karenanya, jumlah atau angka usulan tidak menentukan ranking usulan," imbuhnya.

Kemudian, masih banyak nama tokoh lain yang muncul dalam rapat kerja nasional (rakernas) yang diselenggarakan Nasdem ini.

Di antaranya seperti Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Menteri BUMN Erick Thohir, Menparekraf Sandiaga Uno, hingga Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel.

Berikut 10 besar nama yang muncul dalam dukungan 34 DPW Nasdem:

4. Rachmat Gobel: 14
5. Andika Perkasa: 13
6. Syahrul Yasin Limpo: 7
7. Lestari Moerdijat: 6
8. Prananda Surya Paloh: 5
9. Ahmad Sahroni: 4
10. Ridwan Kamil: 4
11. Khofifah Indar Parawansa: 4

Ganjar ucapkan terima kasih

Sementara itu, menanggapi itu, Ganjar tak berkomentar banyak tapi menegaskan identitasnya sebagai kader partai moncong putih.

"Saya terima kasih mendapatkan kehormatan itu, tapi saya PDI Perjuangan," tegasnya saat ditemui awak media di Sekolah Partai, Jakarta, Kamis.

Politisi PDI-P itu juga tak menggubris soal kemungkinan dirinya direbut partai politik lainnya terkait capres.

Ia kembali menegaskan bahwa dirinya adalah kader PDI-P.

Dia pun kaget ada pertanyaan tersebut karena dirinya kini sedang berada di Sekolah Partai, markas PDI-P.

"Opo (apa) lamaran, lamaran. Memang mau nikah? Wong (orang) saya partainya PDI Perjuangan. Ini di markas PDI Perjuangan, gimana toh," tutur dia.

Penegasan PDIP

Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto menilai Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tegak lurus pada partainya yaitu PDI-P.

Hal itu dinilai Hasto setelah mendengar pernyataan Ganjar ketika ditanya wartawan soal peluang diusung partai politik lain untuk Pilpres 2024.

Adapun jawaban Ganjar menegaskan bahwa dirinya tetap kader PDI-P.

"Pak Ganjar menegaskan bahwa saya adalah PDI Perjuangan, tegak lurus pada disiplin partai," kata Hasto ditemui di Sekolah Partai, Jakarta, Kamis (16/6/2022).

Hasto melanjutkan, dengan pernyataan itu, PDI-P melihat Ganjar patuh pada mekanisme pencapresan di internal.

Hasto menjelaskan, mekanisme pencapresan di PDI-P yaitu berada di tangan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

"Terkait dengan calon presiden dan wakil presiden, itu kewenangan ketua umum," jelasnya.

Ditanya soal peluang Ganjar diusung partai lain, dalam hal ini Partai Nasdem di Rapat Kerja Nasional (Rakernas), Hasto mengaku tidak mengurusi rumah tangga partai tersebut.

Hanya saja, kata Hasto, PDI-P memiliki prinsip bahwa partai politik bertugas menyiapkan kader-kadernya untuk menjadi pemimpin.

"Karena itulah Rakernas PDI Perjuangan nanti diadakan di sekolah partai sebagai suatu pengingat bahwa kepemimpinan itu lahir melalui proses sekolah partai dan kemudian penugasan penugasan kader partai," ungkapnya. (*)
×
Berita Terbaru Update
close