WANHEARTNEWS.COM - Hasil survei yang dilakukan Indonesia Political Opinion (IPO) menunjukkan 60 persen responden tidak puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Survei ini dilakukan pada periode 23-28 Mei 2022.
"Responden yang menyatakan tidak puas dengan kinerja presiden dan wakil presiden 51 persen dan yang sangat tidak puas sebanyak 9 persen," kata Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah dalam diskusi Polemik Trijaya FM secara virtual, Sabtu (4/6/2022).
Dedi juga mengatakan, sebanyak 36 persen responden menyatakan puas dengan kinerja Jokowi-Ma'ruf dan 4 persennya menyatakan sangat puas.
"Artinya hanya 40 persen gabungan dari sangat puas dan puas dengan kinerja presiden, ini jika dibandingkan dengan periode lalu 49 persen, ini terjadi penurunan," ujarnya.
Dedy mengatakan, penurunan penilaian kinerja ini dipengaruhi oleh harga-harga kebutuhan pokok yang meningkat.
Ia mengatakan, secara rinci, kepuasan publik terhadap kinerja presiden dan wakil presiden di bidang sosial hanya 47 persen. Sementara yang tidak puas 51 persen.
Kemudian, kepuasan publik terhadap kinerja presiden dan wakil presiden di bidang ekonomi hanya 38 persen. Sementara itu, responden yang tidak puas 54 persen.
Selanjutnya, kepuasan publik terhadap kinerja presiden dan wakil presiden di bidang politik/hukum hanya 40 persen. Sedangkan, responden yang tidak puas 47 persen.
"Kepuasan terhadap politik dan hukum ini memang rendah," ucap dia.
Adapun wawancara penelitian ini dilakukan hybrid secara tatap muka sebanyak 480 responden dan sambungan telepon.
Data telepon merujuk data populasi sebanyak 196.420 yang dimiliki IPO sejak periode survei di tahun 2019-2021.
Dari total populasi tersebut terdapat 7.200 yang memungkinkan untuk menjadi responden hingga terambil secara acak sejumlah 720 responden. Dengan demikian total keseluruhan sebanyak 1.200 responden.
Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2.90 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen.
Setting pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sample bertingkat.
Survei ini berhasil mengambil representasi sample yang tersebar proporsional dalam skala nasional.
Dengan teknik ini setiap anggota populasi (responden) miliki peluang setara untuk dipilih atau tidak menjadi responden. Untuk menguji validitas responden, IPO melakukan spot check pada 15 persen dari total populasi sampel dan pengujian metode pra-research.
Sumber: kompas