WANHEARTNEWS.COM - Pada Selasa, 7 Juni 2022 lalu, sebuah kelompok yang mengatasnamakan diri 'Majelis Sang Presiden Kami' mendeklarasikan dukungan kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk menjadi Presiden 2024.
Acara ini menjadi sorotan publik sebab sempat ada bendera lafaz Tauhid yang diduga atribut Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berkibar di atas panggung.
Sebagaimana diketahui, HTI merupakan organisasi yang telah dibubarkan dan dilarang beroperasi oleh Pemerintah.
Bukan hanya itu, sempat pula berkembang isu bahwa acara Mejelis Sang Presiden ini diikuti mantan narapidana terorisme, mantan anggota HTI, dan juga mantan anggota Front Pembela Islam (FPI).
Namun, belakangan muncul lagi rumor mengejutkan di media sosial bahwa Ketua Majelis Sang Presiden adalah Kader Nahdatul Ulama (NU) bernama Abu Abdurrahman atau akrab disapa Amsori.
Adapun terkait hal ini, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan, Ahmad Fahrurozi alias Gus Fahrur telah memberi klarifikasi.
Gus Fahrur mengatakan bahwa Amsori memang sempat menjabat sebagai Wakil Ketua LPBH PBNU periode 2015-2020 pada saat Said Aqil Siradj masih menjabat sebagai Ketua Umum PBNU.
Namun, menurut Gus Fahrus, saat ini Amsori sudah tidak lagi menjadi bagian dari kepengurusan dan juga sudah bukan kader PBNU.
“Bukan ketua tapi waket (Wakil Ketua LPBH), dan sekarang sudah tidak menjabat lagi,” katanya pada Kamis, 9 Juni 2022, dilansir dari Pikiran Rakyat.
“Waktu kepengurusan kemarin juga tidak aktif. Berarti bukan kader lagi,” sambungnya.
Anggota Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta, Tatak Ujiyati pun menanggapi informasi bahwa Amsori adalah mantan kader NU.
Tatak Ujiyati menilai bahwa ada pola pembusukan terhadap Anies Baswedan terkait deklarasi dukungan calon presiden (capres).
Ia mengatakan, pola pembusukan ini diawali dari adanya pihak yang muncul dan pura-pura mendukung Anies Baswedan.
Menurutnya, pihak ini muncul dengan melibatkan elemen-elemen yang dianggap radikal, seperti HTI, FPI, dan mantan napiter.
“Pola pembusukannya: 1) Ada yang pura-pura dukung Anies dengan munculkan elemen-elemen yang dianggap radikal untuk pembusukan: HTI, FPI, Napiter, bendera tauhid dll,” kata Tatak Ujiyati melalui akun @tatakujiyati, seperti dikutip HopsID pada Jumat, 10 Juni 2022.
Selanjutnya, menurut Tatak Ujiyati, muncullah upaya membentuk narasi bahwa Anies Baswedan didukung oleh kelompok intoleran.
Ia berpendapat bahwa tujuan dari upaya ini adalah agar rakyat menjadi takut sehingga tidak mendukung Anies Baswedan.
“2) Para buzzerp rame-rame bikin framing: ‘Tuh dia didukung kelompok intoleran, berbahaya’,” kata Tatak Ujiyati.
“3) Berharap rakyat ketakutan dan tak dukung Anies,” tambahnya.***
Pola pembusukannya:
— tatak ujiyati (@tatakujiyati) June 10, 2022
1) Ada yg pura2 dukung Anies dg munculkan elemen2 yg diangap radikal utk pembusukan: HTI, FPI, Napiter, bendera tauhid dll
2) Para buzzerp rame2 bikin framing: "Tuh dia didukung kelompok intoleran, berbahaya".
3) Berharap rakyat ketakutan & tak dukung Anies. https://t.co/X24XmeaDmD
Sumber: hops