WANHEARTNEWS.COM - Masyarakat harus merogoh kocek lebih dalam bila ingin berkunjung ke Candi Borobudur.
Pasalnya, harga tiket kawasan wisata bercap Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) naik sampai menjadi Rp 750.000 per orang.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Dia bilang menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya yang terkandung dalam Candi Borobudur menjadi alasan utama rencana kenaikan harga tiket masuk.
"Langkah ini kami lakukan semata-mata demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara," kata Luhut dalam unggahannya di Instagram @luhut.pandjaitan, Minggu (5/6/2022).
Semua turis, menurut Luhut, nantinya pun harus menggunakan tour guide alias pemandu wisata dari warga lokal sekitar kawasan Borobudur.
Cara ini pun dinilai dapat menimbulkan rasa tanggung jawab untuk melestarikan Candi Borobudur sebagai situs sejarah di Indonesia.
"Ini kami lakukan demi menyerap lapangan kerja baru sekaligus menumbuhkan sense of belonging terhadap kawasan ini sehingga rasa tanggung jawab untuk merawat dan melestarikan salah satu situs sejarah nusantara ini bisa terus tumbuh dalam sanubari generasi muda di masa mendatang," pungkas Luhut.
Selama ini, kelestarian Candi Borobudur memang menjadi sorotan.
Salah satunya terjadi karena situs bersejarah yang tempat wisata itu terlalu banyak dikunjungi masyarakat.
Kekhawatiran adanya kerusakan pada wilayah candi pun muncul.
Luhut pun pernah menyoroti hal tersebut. Menurutnya, peningkatan jumlah pengunjung yang terus terjadi dapat menimbulkan adanya tekanan yang besar pada struktur Candi Borobudur.
Pada tahun 2019 tercatat lebih dari 3,3 juta orang yang berkunjung ke Candi Borobudur, atau setara dengan 8.000 orang per hari.
Padahal, berdasarkan hasil studi Balai Konservasi Borobudur, idealnya maksimal pengunjung Candi Borobudur sebanyak 128 orang per hari.
"Oleh karenanya, akan diimplementasikan wisata berkualitas di Borobudur, dengan menjadikan Rencana Induk 1979 sebagai acuan bagi Rencana Induk Pariwisata yang terbaru," jelas Luhut dalam keterangannya setelah melakukan kunjungan kerja ke Candi Borobudur, Jumat 12 Maret 2021 silam.
Bahkan, di bulan Februari 2020 yang lalu, Balai Konservasi Borobudur sempat melakukan penutupan pada area lantai 9 dan 10 di Candi Borobudur.
Dua lantai teratas itu disebut-sebut jadi paling utama kawasan candi tersebut atau dikenal sebagai area Aruphadatu.
Dalam catatan, penutupan dilakukan untuk melakukan monitoring dan evaluasi pada konstruksi Candi Borobudur.
Berdasarkan pengamatan Balai Konservasi Borobudur, di lantai 9 dan 10 Candi Borobudur telah mengalami kerusakan hampir 30%.
Sementara itu, di tangga-tangga menuju lantai yang ditutup itu ada kerusakan hampir 40%.
Kerusakan pun bermacam-macam, ada batuan candi yang tergores sekitar satu mili, 2 cm, bahkan ada yang 4 cm.
Di beberapa tempat pun disebut terlihat ada batu-batu pembentuk candi yang sudah agak miring. /detik