WANHEARTNEWS.COM - Anggur mungkin bukan buah lokal yang sering ditemui di Indonesia. Namun salah seorang warga bernama Sutarto, berhasil membudidayakan 70 varietas anggur di kawasan SPBU Tenan, Cilincing, Jakarta Utara.
Keberhasilannya ini diapresiasi Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan. Bahkan Anies menyebut, kualitas panen anggur ini lebih baik daripada di negara Ukraina.
“Bahkan Ukraina sampai belajar ke sini karena di sana hanya panen setahun sekali, sementara di Cilincing bisa panen setahun dua kali. Jadi kita berharap agar manfaatkan tempat ini untuk pembelajaran,” kata Anies dalam sambutannya di lokasi budidaya anggur di Cilincing, Jumat (22/7).
Anies meminta warga Jakarta lainnya belajar dari inisiatif yang dilakukan Sutarto. Menurutnya, eksplorasi yang dilakukan Sutarto untuk memanfaatkan lahan terbuka di daerah Cakung adalah suatu hal yang luar biasa.
“Kan enggak terbayang Cilincing dan anggur sebagai kombinasi. Cilincing bisanya diasosiasikan panas, gersang, anggur diasosiasikan sejuk, teduh, tinggi, dan sekarang justru di Cilincing tumbuh anggur dengan variasi 70 jenis anggur,” kata Anies.
“Saya sampaikan terima kasih atas inisiatifnya yang berhasil mengubah kawasan yang asalnya dijauhi menjadi kawasan yang didatangi, ini perubahan luar biasa,” tuturnya.
Di lokasi yang sama, Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Ketahanan Pangan (DKPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan, di kawasan ini ada 500 meter persegi lahan yang diubah menjadi lokasi budidaya anggur.
Yang unik, hasil lahan ini tidak dijual, namun sengaja diberikan kepada masyarakat yang berminat.
Untuk saat ini sudah ada 1.200 peserta yang bergabung menjadi komunitas petani anggur yang belajar membudidayakan 70 varietas anggur.
“Memang di sini dipesankan oleh pemilik lahan, untuk tidak ada ada jual beli, ini secara gratis dibagikan kepada seluruh masyarakat yang berminat dan harus dipelihara. Ke depan dibantu kawan-kawan PKK untuk kita kembangkan budidaya anggur tersebut di ruang terbatas ataupun di rusun atau bahkan di rooftop,” tutur Suharini.
Sumber: kumparan
